REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Protes oposisi Pakistan mengumpulkan puluhan ribu orang menentang pembatasan virus corona. Mereka menuntut Perdana Menteri Imran Khan untuk mundur dan memperbarui kritik atas peran militer dalam politik.
Aliansi 11 partai oposisi,yang dikenal sebagai Gerakan Demokratik Pakistan, berdemonstrasi di pusat kota Lahore pada Ahad (13/12). Partai-partai mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif dan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh adalah bagian dari gerakan.
Demonstrasi besar itu sebagai puncak dari fase pertama protes sebelum pawai yang direncanakan di Islamabad pada Januari untuk memberikan tekanan lebih pada pemerintah Khan. Inflasi dua digit, ekonomi yang buruk, pembatasan kebebasan sipil, dan sensor media menjadi alasan oposisi mendorong protes besar-besaran.
Dikutip dari Aljazirah, pihak oposisi ingin menggambarkan demonstrasi pada akhir pekan sebagai langkah referendum. Namun, pemerintah bertekad untuk tetap memegang kuasa dan tidak menyerah di bawah tekanan.
Sharif telah tinggal di Inggris sejak November 2019, ketika dia meninggalkan Pakistan dengan jaminan medis untuk menerima perawatan masalah trombosit darah yang menurut dokter mengancam hidupnya. Dia akan menyampaikan protes di Lahore melalui tautan video dari London.