Senin 14 Dec 2020 08:59 WIB

Ekonomi Mulai Pulih, Sentimen Dunia Usaha Jepang Membaik

Meski membaik, dunia usaha masih memangkas rencana belanja modal untuk kuartal I 2021

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Sentimen bisnis Jepang mengalami perbaikan untuk dua kuartal berturut-turut pada periode November hingga Desember. Hasil survei dari bank sentral ini menggambarkan tanda-tanda kebangkitan ekonomi yang terus tumbuh setelah serangan awal pandemi virus corona.
Foto: AP/Hiro Komae
Sentimen bisnis Jepang mengalami perbaikan untuk dua kuartal berturut-turut pada periode November hingga Desember. Hasil survei dari bank sentral ini menggambarkan tanda-tanda kebangkitan ekonomi yang terus tumbuh setelah serangan awal pandemi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sentimen bisnis Jepang mengalami perbaikan untuk dua kuartal berturut-turut pada periode November hingga Desember. Hasil survei dari bank sentral ini menggambarkan tanda-tanda kebangkitan ekonomi yang terus tumbuh setelah serangan awal pandemi virus corona.

Tapi, dunia usaha masih memangkas rencana belanja modal mereka untuk kuartal pertama 2021. Gelombang kedua dari penyebaran virus memperkuat ekspektasi, pemulihan apapun di ekonomi Jepang akan terbilang rapuh pada kuartal terakhir tahun ini.

Baca Juga

Indeks utama untuk sentimen produsen besar meningkat menjadi minus 10 pada Desember, dari minus 27 pada September. Hasil ini didapatkan melalui survei ‘tankan’ yang diawasi ketat oleh Bank of Japan (BoJ), Senin (14/12). Realisasi tersebut membaik dibandingkan perkiraan pasar media yang memproyeksikan minus 15.

Sementara itu, sentimen nonmanufaktur besar juga pulih dari minus 12 pada September ke minus lima pada bulan ini. Secara garis besar, angka tersebut hampir setara dengan jajak pendapat Reuters, minus enam.

Seperti dilansir Reuters, Senin, perusahaan-perusahaan besar berencana memangkas belanja modal mereka sebesar 1,2 persen pada tahun binis saat ini hingga Maret 2021. Angka ini menunjukkan pertanda merosotnya laba dan ketidakpastian prospek yang membuat perusahaan enggan meningkatkan pengeluaran.

Rencana tersebut turun dari perkiraan awal mereka yang ingin meningkatkan belanja modal hingga 1,4 persen dalam survei September dan memburuk dibandingkan perkiraan pasar untuk pemotongan 0,2 persen terhadap pengeluaran.

Data ini akan menjadi salah satu faktor kunci yang akan diteliti BoJ pada tinjauan suku bunga pada Kamis dan Jumat mendatang. Bank sentral diperkirakan menunda perluasan stimulus, namun mempertimbangkan untuk memperpanjang serangkaian langkah yang bertujuan meredakan ketegangan pendanaan perusahaan melebihi tenggat waktu mereka pada Maret.

Setelah mengalami kontraksi pascaperang terburuk pada kuartal kedua, ekonomi Jepang perlahan pulih pada Juli-September dibantu oleh peningkatan ekspor dan konsumsi. Tetapi, banyak analis memperkirakan, gelombang ketiga infeksi Covid-19 akan menjaga pemulihan berjalan modest.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement