REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Massa membanjiri jalan-jalan di beberapa kota Italia pada Ahad (13/12). Kumpulan warga itu memaksa polisi untuk menutup situs populer seperti air mancur Trevi Roma.
"Semua situs informasi utama saat ini penuh dengan gambar pusat kota yang dipenuhi dengan pertemuan besar yang tidak dapat diterima," ujar komisaris khusus Italia untuk darurat perawatan kesehatan, Domenico Arcuri.
Pelonggaran beberapa pembatasan yang diberlakukan Roma bulan lalu untuk melawan kebangkitan virus corona membawa banyak warga ke banyak pusat kota pada akhir pekan. Kondisi itu meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan lonjakan infeksi pada Januari.
"Kami tidak ingin melihatnya lagi ... kami harus menghindari gelombang ketiga dengan segala cara. Akan sangat rumit untuk meluncurkan kampanye vaksinasi di tengah kebangkitan kasus," ujar Arcuri menekankan Italia berharap untuk memulai kampanye antara 12 dan 15 Januari.
Pada pertemuan darurat pada akhir pekan, pemerintah membahas kemungkinan melonggarkan larangan yang saat ini mencegah orang meninggalkan kampung halaman pada Natal. Pengecualian itu kemungkinan dapat diberlakukan untuk kota-kota kecil.
Gubernur wilayah Campania yang terkena dampak parah di Napoli, Vincenzo De Luca, mengatakan akan melawan langkah seperti itu. "Jika pemerintah mengizinkan pergerakan bebas orang ke kota-kota dengan penduduk kurang dari 5.000, kami perlu membuka bangsal untuk kegilaan demokrasi di kediaman perdana menteri," katanya.
Italia pada Sabtu (12/12) mengambil alih Inggris sebagai negara Eropa dengan jumlah kematian tertinggi dengan total 64.520 jiwa karena Covid-19. Hampir 1 dari 30 orang Italia telah terinfeksi sejak Februari, ketika Italia menjadi negara Barat pertama yang dilanda pandemi.