Senin 14 Dec 2020 10:37 WIB

Polisi Italia Tutup Tempat Wisata, Cegah Warga Keluar Rumah

Hampir 1 dari 30 orang Italia telah terinfeksi Covid-19 sejak Februari

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
  Warga berjalan di area Navigli, saat gelombang kedua pandemi Covid-19, di Milan, Italia, (14/11). Lombardy berada di zona merah dengan tingkat pembatasan tertinggi.
Foto: EPA
Warga berjalan di area Navigli, saat gelombang kedua pandemi Covid-19, di Milan, Italia, (14/11). Lombardy berada di zona merah dengan tingkat pembatasan tertinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Massa membanjiri jalan-jalan di beberapa kota Italia pada Ahad (13/12). Kumpulan warga itu memaksa polisi untuk menutup situs populer seperti air mancur Trevi Roma.

"Semua situs informasi utama saat ini penuh dengan gambar pusat kota yang dipenuhi dengan pertemuan besar yang tidak dapat diterima," ujar komisaris khusus Italia untuk darurat perawatan kesehatan, Domenico Arcuri.

Baca Juga

Pelonggaran beberapa pembatasan yang diberlakukan Roma bulan lalu untuk melawan kebangkitan virus corona membawa banyak warga ke banyak pusat kota pada akhir pekan. Kondisi itu meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan lonjakan infeksi pada Januari.

"Kami tidak ingin melihatnya lagi ... kami harus menghindari gelombang ketiga dengan segala cara. Akan sangat rumit untuk meluncurkan kampanye vaksinasi di tengah kebangkitan kasus," ujar Arcuri menekankan Italia berharap untuk memulai kampanye antara 12 dan 15 Januari.

Pada pertemuan darurat pada akhir pekan, pemerintah membahas kemungkinan melonggarkan larangan yang saat ini mencegah orang meninggalkan kampung halaman pada Natal. Pengecualian itu kemungkinan dapat diberlakukan untuk kota-kota kecil.

Gubernur wilayah Campania yang terkena dampak parah di Napoli, Vincenzo De Luca, mengatakan akan melawan langkah seperti itu. "Jika pemerintah mengizinkan pergerakan bebas orang ke kota-kota dengan penduduk kurang dari 5.000, kami perlu membuka bangsal untuk kegilaan demokrasi di kediaman perdana menteri," katanya.

Italia pada Sabtu (12/12) mengambil alih Inggris sebagai negara Eropa dengan jumlah kematian tertinggi dengan total 64.520 jiwa karena Covid-19. Hampir 1 dari 30 orang Italia telah terinfeksi sejak Februari, ketika Italia menjadi negara Barat pertama yang dilanda pandemi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement