REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Enam seri Surat Berharga Negara (SBN) untuk investor ritel yang diterbitkan sepanjang 2002 mencatatkan total pemesanan hingga Rp 76,75 triliun. Nominal terbesar terjadi pada saat penerbitan Sukuk Ritel seri SR013 pada Agustus-September yang mencapai Rp 25,66 triliun.
Seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian Keuangan, Senin (28/9), salah satu faktor positif yang berpengaruh terhadap besarnya penjualan SR013 antara lain besaran imbal hasil yang cukup menarik, yakni 6,05 persen. Meski lebih rendah dibandingkan kupon seri SR012 yang 6,3 persen, jumlah pemesanan untuk SR013 justru dua kali lipat lebih besar.
Selain itu, proses pembelian mudah dan merupakan produk investasi yang aman dan likuid serta memiliki basis investor luas. "Banyak masyarakat yang diperkirakan memiliki dana idle karena PSBB sehingga spending menurun yang memerlukan instrumen investasi yang aman dan likuid," tutur Direktur Surat Utang Negara Kemenkeu Deni Ridwan.
Nominal besar juga dicatatkan oleh Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI017 yang ditawarkan pada 15 Juni hingga 9 Juli. Dengan imbal hasil 6,4 persen, total pemesanannya mencapai Rp 18,33 triliun. ORI seri berikutnya, ORI018, mengalami penurunan penawaran menjadi Rp 12,97 triliun dengan kupon yang juga lebih kecil, yakni 5,7 persen.
Meski besaran imbal hasil terus mengalami penurunan, Kemenkeu tetap menjadikan penerbitan SBN ritel sebagai salah satu strategi pembiayaan pada tahun depan. SBN ritel diharapkan dapat membantu membiayai sejumlah program pemerintah dengan mempertimbangkan minat investor domestik.
"Kami melakukan pinjaman dan melakukan issue dalam bentuk ritel," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN 2021 pada Selasa (29/9).
Selain itu, pemerintah tetap akan menarik utang melalui penerbitan SBN maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dwimingguan dengan harga kompetitif baik di luar negeri dan dalam negeri. Oleh karena itu, Sri menyebutkan, menjaga stabilitas ekonomi menjadi prioritas pemerintah agar imbal hasil surat berharga pemerintah tetap rendah.
"Kami akan jaga supaya kita masuk kelompok emerging market yang tetap bertahan dalam rating yang cukup baik meskipun di seluruh dunia banyak sekali mengalami downgrade rating," tutur mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut.
Berikut enam SBN Ritel yang diterbitkan pemerintah tahun ini.
1. Savings Bond Ritel seri SBR009 (27 Januari-13 Februari 2020)
Imbal hasil : 6,3 persen
Pemesanan : Rp 2,25 triliun
2. Sukuk Ritel seri SR012 (24 Februari-18 Maret 2020)
Imbal hasil : 6,3 persen
Pemesanan : Rp 12,14 triliun
3. Obligasi Negara Ritel seri ORI017 (15 Juni-9 Juli 2020)
Imbal hasil : 6,4 persen
Pemesanan : Rp 18,33 triliun
4. Sukuk Ritel seri SR013 (28 Agustus-23 September 2020)
Imbal hasil : 6,05 persen
Pemesanan : Rp 25,66 triliun
5. Obligasi Negara Ritel seri ORI018 (1-21 Oktober 2020)
Imbal hasil : 5,70 persen
Pemesanan : Rp 12,97 triliun
6. Green Sukuk Ritel seri ST007 (4-25 November 2020)
Imbal hasil : 5,50 persen
Pemesanan : Rp 5,4 triliun