REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah optimistis, pengadaan vaksin Covid-19 dan proses vaksinasi yang diperkirakan berlangsung pada tahun ini dan tahun depan akan menjadi pengubah permainan atau game changer untuk memulihkan ekonomi. Tapi, untuk merealisasikannya, pemerintah menunggu emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Khususnya terhadap 1,2 juta vaksin Sinovac yang sudah datang ke Indonesia beberapa waktu lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, persetujuan penggunaan vaksin dalam kondisi darurat saat ini sangat dibutuhkan mengingat urgensi vaksinasi. "Pelaksanaan program ini kita dorong untuk membangkitkan rasa aman dan kepercayaan masyarakat. Tidak hanya untuk melakukan konsumsi, juga berkegiatan sehari-hari," tuturnya dalam webinar pada Senin (14/12).
Airlangga menjelaskan, BPOM kini sedang menunggu beberapa data dari Sinovac dan hasil uji klinis di Bandung untuk mengeluarkan EUA. Bahkan, lembaga ini juga tengah menantikan clinical trial dari Brasil yang direncanakan rampung pada Selasa (15/12).
Dengan data-data tersebut, Airlangga berharap, BPOM dapat mengeluarkan EUA berbasiskan scientific. "Kita harap, ini (EUA, red) dapat segera diterbitkan oleh BPOM," katanya.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut atau kerap disebut dengan kondisi resesi. Pada kuartal kedua, ekonomi tumbuh minus 5,32 persen yang kemudian membaik ke level kontraksi 3,49 persen pada kuartal ketiga.
Harapan besar terhadap vaksin juga disampaikan bank sentral. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan, kedatangan vaksin Covid-19 di Indonesia akan mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia. Sebab, vaksinasi menjadi satu prasyarat utama untuk perbaikan ekonomi dari sisi domestik.
Perry menjelaskan, episentrum permasalahan yang saat ini dihadapi adalah pandemi Covid-19, baik di skala global ataupun Indonesia. Oleh karena itu, penanganan pandemi menjadi sangat penting.
"Ada satu kondisi prasyarat (pemulihan ekonomi, red) yakni vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19 dan alhamdulillah pemerintah sudah pesan vaksin dan mulai melakukan vaksinasi dalam waktu dekat," tuturnya dalam Webinar Bank Indonesia Bersama Masyarakat, Senin (7/12).
Perry menambahkan, bank sentral turut berkontribusi dengan ikut mendanai pengadaan vaksin Covid-19 melalui berbagi beban dengan pemerintah. Sinergi ini diharapkan dapat terus memperbaiki prospek ekonomi, terutama pada tahun depan, seiring dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin di tengah masyarakat.
"Dengan kondisi prasyarat (vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan), kegiatan ekonomi dan keuangan berangsur membaik dan akan memperbaiki prospek pemulihan ekonomi," ujar Perry.