Senin 14 Dec 2020 17:59 WIB

Bank Syariah Indonesia Naik Buku IV pada 2022

Proses naik dari BUKU III ke BUKU IV akan terjadi secara natural.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Ketua Project Management Office Merger Bank Syariah yang juga Direktur Utama Mandiri Syariah, Hery Gunardi. PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang merupakan bank hasil penggabungan tiga bank syariah anak usaha Bank BUMN diproyeksikan jadi bank BUKU IV pada awal 2022.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Ketua Project Management Office Merger Bank Syariah yang juga Direktur Utama Mandiri Syariah, Hery Gunardi. PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang merupakan bank hasil penggabungan tiga bank syariah anak usaha Bank BUMN diproyeksikan jadi bank BUKU IV pada awal 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang merupakan bank hasil penggabungan tiga bank syariah anak usaha Bank BUMN diproyeksikan jadi bank BUKU IV pada awal 2022.

Ketua Project Management Office Merger Bank Syariah yang juga Direktur Utama Mandiri Syariah, Hery Gunardi mengatakan, proses naik dari BUKU III ini akan terjadi secara natural.

Baca Juga

"Kami sudah buat roadmap, insya Allah pada kuartal I 2022 nanti naik ke BUKU IV," kata Hery dalam Diskusi Virtual IBEC Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Senin (14/12).

Penggabungan tiga bank akan membuat BSI memiliki aset sekitar Rp 220 triliun. Saat terjadi legal merger pada 1 Februari 2020, maka kondisi keuangan mulai dari aset dan infrastruktur lainnya akan naik sehingga meningkatkan kapasitas bisnis.

Dalam ringkasan rencana merger, posisi modal inti BSI yakni sekitar Rp 20,42 triliun. Dengan rencana strategis menggaet pasar global, Hery mengatakan, potensi naik ke BUKU IV menjadi lebih lebar.

"Jika aset besar maka kemampuan untuk mendapatkan revenue dan income juga akan lebih besar, bottom line ikut naik. Otomatis modal ikut naik, mencapai Rp 30 triliun akan terjadi secara natural," kata dia.

Herry mengatakan, kepemilikan saham publik yang tadinya empat persen setelah legal merger akan dinaikan menjadi sekitar 20 persen. Hal itu sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah sehingga bisa meningkatkan kapasitas bank lebih besar lagi.

"Kita dengar-dengar juga BUMN itu akan unlock sampai 20 persen untuk publik," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement