Senin 14 Dec 2020 18:00 WIB

Legislator Minta Negara Hadir Lindungi Pesantren dari Covid

Pemerintah harus prioritaskan vaksinasi Covid-19 kepada para ulama dan kyai.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka penularan covid-19 di lingkungan pesantren dinilai semakin mengkhawatirkan. Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq meminta negara hadir untuk melindungi pesantren dari klaster covid-19.

"Saya sudah minta kepada pemerintah melalui Kemenag untuk memperhatikan para kyai dan juga pondok pesantren, karena mereka ada di garda depan yang berkaitan dengan publik atau masyarakat, dan juga yang bertanggung jawab untuk keberlangsungan pendidikan generasi anak-anak kita. baik itu yang di pesantren, maupun pesantren yang ada sekolahnya," kata Maman kepada Republika, Senin (14/12). 

Baca Juga

Ia mengaku bersyukur lantaran hal tersebut sudah direspons pemerintah. Salah satunya yaitu dengan adanya program Bantuan Operasional Pesantren.

Namun, Maman merasa adanya program itu tidaklah cukup. "Tentu diharapkan ada bantuan pemerintah untuk menambah fasilitas kelas, asrama dan juga tempat-tempat wudhu dan cuci tangan," ujarnya.

Selain itu, politikus PKB tersebut juga meminta kepada pemerintah melalui PUPR untuk membangun mandi, cuci, kakus (MCK) baru di pondok pesantren agar pondok pesantren tidak menjadi klaster baru covid-19. Tidak hanya itu, ia berharap agar pemerintah juga memprioritaskan vaksinasi covid-19 kepada para ulama dan kyai.

"Kalau vaksin sudah datang lalu tenaga medis didahulukan, paling tidak setelah tenaga medis, ulama dan kyai lah yang seharusnya didahulukan untuk mendapatkan proses vaksinasi," ucapnya.

Terakhir, ia meminta perhatian negara agar covid-19 bisa ditanggulangi bersama. Menurutnya pelibatan ulama melalui ceramah dan khotbah diperlukan untuk terus mengedukasi masyarakat terkait bahaya covid-19.

"Kita minta agar betul-betul semua terlibat aktif menghadapi covid 19. Tidak boleh ada orang yang anggap remeh, hentikan juga polemik tentang kesahannya vaksin dan lain sebagainya," tuturnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement