REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang merupakan bank hasil penggabungan tiga bank umum syariah (BUS) anak usaha Bank BUMN diproyeksikan jadi bank BUKU IV pada awal 2022. Lalu, bagaimana nasib BTN Syariah yang kini statusnya masih unit usaha syariah (UUS) milik Bank BTN?
Ketua Project Management Office Merger Bank Syariah yang juga Direktur Utama Mandiri Syariah, Hery Gunardi mengatakan, roses kenaikan BUKU sendiri akan berjalan natural. Selain rencana bisnis berjalan, juga ada sejumlah strategi untuk meningkatkan kapasitas bank dan naik ke BUKU IV.
Seperti menahan laba tahun ini dan tahun depan, perbaikan proses bisnis, membangun pasar yang baik, peningkatan kepemilikan saham publik, memperluas jangkauan pasar global, hingga pembelian aset unit usaha syariah BTN.
Selain itu, pembelian aset UUS BTN yang mencapai sekitar Rp 30 triliun pun akan meningkatkan kemampuan bank dalam menarik pendapatan. "Aset UUS BTN nanti akan dikelola BSI karena keputusannya tidak jadi spin off," kata Hery dalam Diskusi Virtual IBEC Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Senin (14/12).
Untuk menciptakan kondisi pasar yang baik, BSI juga akan mengedepankan strategi inklusif dan universal. Bank akan memperluas jangkauan dengan pasar milenial dan global. Sehingga, secara bertahap bank akan memiliki aset sekitar Rp 260 triliun-Rp 300 triliun bukan hal mustahil.