Senin 14 Dec 2020 18:16 WIB

UMM Gelar Gerakan Nasional Revolusi Mental

Harus ada kegiatan lanjutan sebagai upaya pemahaman dan perubahan mental lebih baik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Rektor UMM, Fauzan, pada kegiatan Training of Trainer (Tot) Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Foto: Dokumen.
Rektor UMM, Fauzan, pada kegiatan Training of Trainer (Tot) Gerakan Nasional Revolusi Mental.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan Forum Rektor Indonesia dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mengadakan Training of Trainer (Tot) Gerakan Nasional Revolusi Mental pada 9 sampai 11 Desember 2020. Agenda daring bertemakan "Pemuda Taat Lalu Lintas" itu diikuti 240 peserta.

Rektor UMM, Fauzan, pada kesempatan itu menyampaikan pentingnya sikap disiplin dan taat berlalu lintas terutama bagi pemuda. Ia juga berharap agar kesadaran untuk menaati peraturan lalu lintas bisa dipupuk melalui kegiatan seperti ini.  “Taat berlalu lintas adalah bentuk rasa simpati dan empati yang harus dimiliki setiap pengendara dan pengguna jalan,” ungkap Fauzan, Senin (14/12).

Di hari pertama, agenda ini menghadirkan beberapa pemateri yang berkompeten. Salah satunya, Kanit Dikyasa Satlantas Polresta Malang Kota, M Sochib, Kanit Dikyasa Satlantas Polresta Malang Kota dengan materi mengenai safety riding. Setelah itu, turut hadir Ahmad Fatoni yang menjelaskan lebih dalam terkait kedisiplinan dalam pandangan Islam.

Selanjutnya, agenda ini juga menghadirkan beberapa pemateri lain seperti Yudi Suharsono. Pada pemaparannya, Yudi menjelaskan bagaimana cara mengatur emosi saat berkendara. Ia mengingatkan para peserta untuk tidak mengedepankan emosi tapi memahami rksiko yang timbul jika gagal mengontrolnya.

"Memaafkan dan melupakan bisa membantu kita untuk menetralisir emosi buruk yang timbul saat berada di jalan,” jelasnya.

Selain itu, hadir pula Mulyono yang memberikan uraian mengenai keselamatan berlalu lintas dalam berkendara.  Pria yang juga menjadi dosen di Teknik Mesin UMM tersebut menegaskan, safety riding merupakan bentuk kesiapan utama bagi para pemuda dalam berkendara.

Hal itu sekaligus menjadi indikator ketercapaian revolusi mental di kehidupan sehari-hari. Agenda Gerakan Nasional Revolusi Mental juga menghadirkan Kasatlantas Polresta Malang Kota, AKP Ramadhan Nasution.

Pada sesi tersebut, ia mengingatkan peserta tentang pentingnya persiapan sebelum berkendara. Persiapan meliputi persiapan dokumen, cek kendaraan, serta persiapan pengendara.  “Jangan lupa untuk selalu menjaga etika karena ada banyak orang lain yang juga menggunakan jalan raya,” kata Ramadhan.

Wakil Rektor I UMM, Prof Syamsul Arifin berharap, kegiatan ini bisa berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Sebab, revolusi mental tentu tidak bisa diraih secara instan. Harus ada kegiatan lanjutan sebagai upaya pemahaman dan perubahan mental yang lebih baik. Hal ini terutama dalam kedisplinan dan ketaatan berlalu lintas bagi pemuda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement