REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG - Sebanyak 286 warga lerang Gunung Merapi Dusun Babadan 1, Desa Paten, Dukun, Kabupaten Magelang, yang mengungsi di Desa Banyurojo karena status Siaga Merapi kembali ke rumah masing-masing. Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1 Wahyudi mengatakan alasan warga pulang untuk memulihkan perekonomian setelah 38 hari tinggal di pengungsian.
"Selain itu, warga ingin mengurusi, memperbaiki, atau membersihkan rumah yang ditinggalkan sekian lama dan juga mengurusi ladang dan ternak mereka," katanya di Magelang, Senin.
Terkait status Siaga Merapi, dia menyampaikan warga sebenarnya merasa khawatir. Mereka mengikuti anjuran dari pemerintah tapi pulang karena beberapa alasan tersebut. Menurut Wahyudi, jika nantinya terjadi peningkatan atau erupsi maka warga siap untuk kembali menuju pengungsian Banyurojo sesuai dengan aturan dari pemerintah.
Kades Banyurojo Iksan Maksum mengatakan musyawarah tokoh masyarakat yang ada di dusun dan pemerintah desa tidak memfasilitasi kepulangan para pengungsi ini. Kepulangan ini bersifat sementara. Nantinya jika ada kenaikan status mereka kembali tetap diterima untuk mengungsi.
"Mereka pulang atas kemauan sendiri, tetap musyawarah tokoh yang ada di dusun. Kita dari pemerintah desa tidak memfasilitasi, tetap mempersilakan, tetap di sini monggo, tetap kita layani, kita fasilitasi sebaik mungkin," katanya.
Iksan menjelaskan barang dan fasilitas lainnya tetap berada di pengungsian Banyurojo, termasuk logistik yang masih awet tetap tersimpan di gudang logistik.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan pemerintah sudah menjelaskan dan menyampaikan informasi penting tentang kondisi Merapi saat ini. Ia menuturkan tidak ada yang bisa memastikan kapan Merapi meletus. Pihaknya tidak bisa melarang atau membolehkan pulang, tetapi apa yang dilakukan BPPTKG untuk meyakinkan pilihan terbaik saat ini berada di pengungsian.