Senin 14 Dec 2020 21:12 WIB

Smart Green House untuk Percontohan Digitalisasi Pertanian

Dengan komputerisasi, produktivitas tanaman hortikultura dapat diperoleh maksimal

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Kementan meningkatkan kualitas vokasi pertanian melalui pembangunan Smart Green House di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor.
Foto: Kementan
Kementan meningkatkan kualitas vokasi pertanian melalui pembangunan Smart Green House di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pertanian (Kementan) resmi meluncurkan proyek Smart Green House untuk percontohan digitalisasi pertanian hortikultura berbasis internet of things. Pola pertanian yang diterapkan yakni sistem hidroponik yang seluruh proses budidayanya dikendalikan melalui komputer.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan, smart green house tersebut merupakan salah satu implementasi dari smart agriculture yang sedang dibangun oleh pemerintah.

Baca Juga

Ia menuturkan, dengan sistem komputerisasi, produktivitas tanaman hortikultura dapat diperoleh dengan maksimal. Sebab, faktor mikroklimat yang terdiri dari suhu, kelembaban, cahaya, dan nutrisi dikendalikan secara optimal dan dijaga dalam level yang ideal.

"Misalnya, untuk hortikultura suhu optimal adalah 15-20 derajat celcius. Ketika suhu di dalam greenhouse kurang atau melebihi itu, sensor yang dipasang akan mengirim pesan untuk menggerakkan blower dan cooling pen. Begitu juga untuk unsur mikroklimat lainnya," kata Dedi saat ditemui di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, Senin (14/12).

Dedi mengatakan, saat ini Kementan telah membangun enam unit smart green house yang dibangun di wilayah kampus Polbangtan. Sebab, sekaligus dijadikan sebagai tempat belajar para mahasiswa yang dididik untuk menjadi petani muda pada saat lulus.

Namun, hasil dari budidaya dalam smartgreen house tersebut juga dipasarkan kepada perusahaan penyerapn dengan sistem kontrak. Adapun perusahaan yang telah menjalin kontrak yakni PT Paskomnas untuk komoditas selada dan melon sedangkan PT Agrifarm khusus pakcoy.

"Pola smart green house ini akan menjamin kontinuitas, kualitas, dan tentunya produktivitas tanaman sehingga hasilnya bisa diatur sesuai permintaan off taker (perusahaan penyerap)," ujarnya.

Dedi mengatakan, smart green house ke depan terus diarahkan untuk diadopsi oleh para petani milenial yang berkorporasi sehingga tenaga dan modal bisa mencukupi. Selain itu, keahlian dalam bidang komputerisasi juga harus dimiliki agar dapat mengendalikan sistem dengan tepat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement