REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Puluhan kepala keluarga (KK) di Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, terdampak banjir luapan Sungai Bengawan Solo pada Ahad (13/12) malam sampai Senin (14/12) dini hari. Meski warga sudah kembali ke rumah masing-masing, dapur umum tetap disiagakan untuk beberapa hari ke depan mengingat potensi bencana yang bisa muncul sewaktu-waktu.
Dapur umum didikan oleh relawan siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) Kelurahan Sewu dibantu PMI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dapur umum mendirikan untuk keperluan makan bagi puluhan KK terdampak luapan Sungai Bengawan Solo.
Sungai Bengawan Solo meluap dan mulai masuk ke permukiman warga RT 03/RW 02 pada Ahad (13/12) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Puluhan KK di sekitar bantaran sungai, terutama di dekat Pintu Air Putat langsung melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
Evakuasi dibantu personel Linmas, Sibat Sewu, PMI, dan BPBD. Ketinggian air sempat mencapai satu meter. Air berangsur surut pada Senin (14/12) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
Lurah Sewu, Iwan Murtanto, mengatakan warga yang terdampak banjir di RT 03/RW 02, RT 02/RW 02, serta satu atau dua KK dari RT 02/RW 01. "Senin pagi warga sudah bersih-bersih. Dapur umum juga siap. Yang paling tinggi airnya sampai satu meter di Putat itu," kata Iwan kepada wartawan, Senin.
Menurut Iwan, warga Sewu sudah siaga jika sewaktu-waktu terjadi banjir ketika musim hujan termasuk relawan Sibat yang juga bersiaga untuk bencana banjir. "Masyarakat sudah siap semua. Tiap rumah sudah punya andang-andang untuk menaikkan barang-barang," imbuhnya.
Wakil Ketua Sibat Sewu, Ian Bima, menyatakan dapur umum didirikan bersama PMI dan BPBD sampai beberapa hari ke depan untuk memenuh kebutuhan makan sejumlah warga terdampak luapan Kali Bengawan Solo. Relawan Sibat mendistribusikan bantuan logistik berupa nasi bungkus untuk makan pagi, siang, dan malam.
"Kami siapkan untuk 219 orang (78 KK) yang terdampak banjir. Yang tidak kena luapan pun disuplai karena lokasi mereka untuk akses keluar masuk selama evakuasi," jelas Ian.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Solo Sumarno menyatakan wilayah yang terkena dampak banjir secara langsung merupakan kawasan bantaran sungai. Karenanya, BPBD mengimbau agar warga bantaran selalu siaga jika terjadi hujan deras dengan durasi panjang.
"Kawasan bantaran ini mestinya steril tapi karena masih ada yang menghuni sehingga fokus evakuasi jika terjadi luapan diarahkan ke sana. Semua logistik maupun tenaga sudah disiapkan," terang Sumarno.