REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Munculnya penyebaran Covid-19 klaster pondok pesantren di wilayah Kota Salatiga, mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Pemprov melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah terus memantau penanganan yang dilakukan Satgas Covid-19, Dinkes, Dinas Sosial (Dinsos) serta Kantor Kemenag Kota Salatiga.
Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, setelah terungkap klaster di lingkungan pondok pesantren, langkah cepat telah diambil oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga. Seperti di Ma'had As Surkati yang berada di Jalan Diponegoro telah dilakukan lockdown di bawah pengawasan TNI/ Polri serta satgas Kelurahan dan Kecamatan Sidorejo.
Berdasarkan monitoring Dinkes Provinsi Jawa Tengaah, Dinkes Kota Salatiga dan Puskesmas setempat telah mengirim kebutuhan obat-obatan, vitamin, termasuk hand sanitizer dan sabun cuci tangan. Sedangkan Pemerintah Kecamatan Sidorejo juga telah memastikan kebutuhan logistik sumber Dinas Sosial bagi kebutuhan logistik bagi para santri maupun ustadz yang kini dalam proses isolasi.
"Segala perkembangan penanganan Covid-19 klaster pondok pesantren di Kota Salatiga, terus kami pantau perkembangannya," tandas Yulianto Prabowo, di Semarang, Senin (14/12).
Terpisah, Kasi Pondok Pesantren (Pontren) Kantor Kemenag Kota Salatiga, Komarul Azis menyampaikan, Kantor Kemenag Kota Salatiga juga memantau proses penanganan di pondok pesantren lain. Salah satunya adalah perkembangan di pondok pesantren Agro, yang berada di lingkungan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
"Berdasarkan laporan, para santri dan ustadz yang telah menjalani karantina selama 14, Alhamdulillah semua dinyatakan sehat," katanya.