Selasa 15 Dec 2020 05:55 WIB

2 Bajak Laut Legenda Ottoman Ternyata Mualaf dari Yunani

2 bajak laut mualaf asal Yunani bergabung membela Ottoman

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
2 bajak laut mualaf asal Yunani bergabung membela Ottoman . Ilustrasi Pasukan Ottoman
Foto: wikipedia
2 bajak laut mualaf asal Yunani bergabung membela Ottoman . Ilustrasi Pasukan Ottoman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Para pelaut Yunani turut menjadi andalan untuk mendukung kejayaan maritim Utsmaniyah sejak abad ke- 15. Di antara yang paling terkemuka adalah Barbarossa Bersaudara. Dua tokohnya yang legendaris, yakni Oruc (Aruj) dan Hayreddin (Khair ad-Din), membawa kebesaran negeri Islam itu di seluruh Mediterania. 

Dalam berbagai literatur, Barbarossa Bersaudara kerap disebut sebagai sebuah kelompok bajak laut. Namun, istilah itu pertama-tama mesti ditelaah sesuai dengan konteks zaman mereka. 

Bruce Masters dalam artikelnya di Encyclopedia of the Ottoman Empire(2008) menje laskan, terminologi bajak laut pada akhir Abad Pertengahan di Eropa tidak serta merta dapat disamakan dengan masa kini. Bajak laut kala itu bukan hanya soal perompakan atau pelbagai bentuk kejahatan lainnya yang terjadi di bahari.

Kawanan bajak laut (pirate) dapat berperan sebagai kelompok liar, abdi negara (privateer), atau di antara keduanya. Jika menjadi gerombolan liar (outlaw), mereka bertindak demi kepuasan pribadi.

Sebagai kelompok privateer, mereka mengabdikan kepiawaiannya dalam menempuh lautan untuk kepentingan sebuah negara. Misalnya, mengawal ekspedisi berbendera negara tertentu agar aman saat melintasi kawasan perairan atau merampas kapal-kapal milik armada musuh negara itu.

Masters mengatakan, di Laut Mediterania sejak medio abad ke-14 ada peran bajak laut yang sama independennya seperti kelompok outlaw, tetapi mereka bertindak demi kejayaan negeri tertentu. Itulah yang disebut sebagai corsair. Terminologi corsair berasal dari bahasa Italia, corsaro, yang berakar dari bahasa Latin Abad Pertengahan, cursarius.

Artinya, secara harfiah, `bajak laut' atau `pelarian. ' Pemakaian istilah tersebut, Marsters melanjutkan, mulai marak seiring dengan pecahnya Perang Salib pada abad ke-12.

Kelompok-kelompok corsairpun muncul baik dari kaum Salibis maupun Muslimin. Bahkan, Masters menegaskan, konotasinya di Mediterania cenderung mengatasnamakan agama. Menjadi anggota corsair Kristen berarti menarget kapal-kapal milik Muslim. Menjadi anggota corsair Muslim pun berarti mengincar kapal- kapal berbendera Salib.  

Corsair Kristen paling terkenal pada masa itu ialah Ksatria Santo John yang bermarkas di Pulau Malta. Sementara, Barbarossa Bersaudara menjadi corsair termasyhur dari kubu Muslimin. 

Sebelum mengabdi pada Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, karier Barbarossa bersaudara bermula dari Yunani, tepatnya Lesbos di pesisir timur Laut Aegea. Saat dewasa, mereka berpindah iman dari Kristen menjadi Muslim. Keahliannya dalam menerjang lautan membuatnya cepat terkenal sebagai salah satu kelompok paling tangguh di seluruh Mediterania.

Si sulung yang akrab disapa Baba Oruc berperan besar dalam menolong ribuan umat Islam dan Yahudi Andalusia pada akhir abad ke-15. Para pengungsi itu terusir dari Spanyol akibat gelombang Inkuisisi sehingga harus menyeberang ke Maghribi. 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement