REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam ajaran Islam dilarang untuk terlalu fanatik terhadap golongannya. Islam tidak membedakan antara suku satu dengan lainnya, antara kelompok satu satu dengan lainnnya, maupun bangsa satu dengan lainnya.
Dikutip buku berjudul “40 Hadits Shahih: Terapi Nabi Mengikis Terorisme”, Islam melarang membanggakan kesukuan karena sikap tersebut bertentangan dengan prinsip Islam yang menghargai perbedaan.
Perbedaan bukanlah alasan untuk saling memusuhi dan berpecah belah. Justru, perbedaan itu bermanfaat bagi manusia demi menjalin silaturrahim antarmanusia. Perbedaan tercipta bukan untuk dipisahkan, melainkan untuk saling mendekatkan.
Tidak ada satu suku atau bangsa yang lebih mulia dari suku atau bangsa lainnya. Tidak ada juga satu kelompok yang lebih mulia dari kelompok lainnya. Islam hanya membedakan manusia dari sisi amal perbuatannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. " (QS. Al-Ḥujurat [49]:13)
Islam juga memandang manusia sama dan berasal dari satu keturunan, yakni Nabi Adam. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ
"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna." (QS.Al-Isra' [17]:70)
Selain itu, kedatangan Islam yang dibawa Nabi Muhammad juga telah menempatkan manusia pada kedudukan yang semestinya sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna di antara makhluk lainnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya," (QS.At-Tin [95]:4).