Selasa 15 Dec 2020 08:19 WIB

Harga Minyak Naik Tipis Terganjal Kelebihan Pasokan

Harga sempat turun 1 persen saat OPEC menyatakan permintaan global pulih pada 2021.

Harga minyak naik tipis dalam perdagangan berombak pada akhir perdagangan Senin (14/12), saat berlanjutnya kelebihan pasokan di sebagian besar pasar. Ini mengimbangi harapan bahwa peluncuran vaksin virus corona akan mengangkat permintaan bahan bakar global.
Foto: Republika/Wihdan
Harga minyak naik tipis dalam perdagangan berombak pada akhir perdagangan Senin (14/12), saat berlanjutnya kelebihan pasokan di sebagian besar pasar. Ini mengimbangi harapan bahwa peluncuran vaksin virus corona akan mengangkat permintaan bahan bakar global.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik tipis dalam perdagangan berombak pada akhir perdagangan Senin (14/12), saat berlanjutnya kelebihan pasokan di sebagian besar pasar. Ini mengimbangi harapan bahwa peluncuran vaksin virus corona akan mengangkat permintaan bahan bakar global.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari menguat 32 sen atau 0,6 persen, menjadi menetap di 50,29 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari ditutup bertambah 42 sen atau 0,9 persen, pada 46,99 dolar AS per barel.

Baca Juga

Harga turun lebih dari satu persen di awal sesi setelah OPEC mengatakan permintaan minyak global akan pulih lebih lambat pada 2021 daripada yang diperkirakan sebelumnya. Dampak pandemi virus corona yang masih ada menghambat upaya kelompok tersebut untuk mendukung pasar.

Brent dan WTI telah menguat selama enam minggu berturut-turut, kenaikan mingguan terpanjang mereka sejak Juni. "Momentum harga telah melambat secara signifikan selama beberapa minggu terakhir dan sementara beberapa berita utama baru atau tak terduga bullish mungkin diperlukan untuk memajukan minyak ke wilayah tinggi baru, kami juga akan mencatat pasar yang tampaknya telah mengembangkan kekebalan terhadap berita utama bearish yang biasanya akan menurunkan harga," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates.

Tanda-tanda peningkatan pasokan telah membebani pasar. Produksi minyak Libya mencapai 1,28 juta barel per hari pada Senin, kata sumber National Oil Corporation (NOC), naik dari 1,25 juta barel per hari pada akhir November.

Persediaan minyak mentah global pada Desember masih jauh di atas level 2019 dan 2018, kata firma intelijen pasar Kpler. Peningkatan terbesar tahun ini terlihat di China.

“Sementara lonjakan tajam stok global dari awal pandemi Covid di musim semi hingga musim panas mencerminkan permintaan bahan bakar yang lemah awal tahun ini, volume stok minyak mentah yang masih tinggi menunjukkan permintaan di seluruh dunia belum bangkit kembali ke level sebelum Covid,” kata perusahaan itu dalam sebuah catatan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement