REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Bolivia berencana untuk membuka kembali kedutaan besarnya di Iran. Menteri Luar Negeri, Rogelio Mayta, menekankan negara Amerika Selatan harus memiliki hubungan dengan semua negara setelah pembekuan oleh pemerintahan Perdana Menteri, Jeanine Anez.
"Kita harus memajukan persatuan kawasan dan itulah mengapa kita harus berbicara dengan semua negara," kata Mayta, Senin (14/12).
Laporan Prensa Latina, Mayta mengungkapkan penyesalan atas keputusan yang dibuat oleh pemerintahan sayap kanan yang dipimpin oleh Anez. Dia menekankan, Bolivia pun akan membangun kembali hubungan dengan Venezuela, Meksiko, Kuba, Argentina, dan Nikaragua. Dia juga menggambarkan Rusia sebagai negara yang memiliki tingkat dialog, pemahaman, dan kerja sama yang sangat baik.
Pada Oktober, partai Gerakan untuk Sosialisme (MaS) yang diketuai oleh Luis Arce menang dalam pemilihan umum. Momen itu membuat pemerintahan sementara yang mengambil alih kekuasaan mantan Presiden dan tokoh MaS, Evo Morales, kembali ke tangan partai tersebut.
Iran menyambut baik hasil pemilu dan menyampaikan dukungannya bagi pemerintah sosialis yang akan datang dan menyatakan kembalinya Bolivia ke tangan demokrasi. Bulan lalu, Presiden terpilih Arce mengatakan pemerintahnya akan mengaktifkan kembali hubungan bilateral dengan Teheran selama pertemuan dengan utusan Iran untuk La Paz, Morteza Tafreshi.