REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada Senin (14/12) mengonfirmasi kasus pertama virus corona yang diketahui pada satwa liar. Kasus itu dialami oleh seekor cerpelai.
Temuan itu menambah kekhawatiran soal wabah pada cerpelai. Sebab, virus telah menelan lebih dari 15.000 cerpelai di Amerika Serikat sejak Agustus.
Pejabat kesehatan global sedang menyelidiki potensi risiko yang mungkin ditimbulkan kepada manusia setelah Denmark bulan lalu memulai rencana pemusnahan populasi 17 juta cerpelai. Pemusnahan ini memperingatkan bahwa jenis virus corona yang bermutasi dapat berpindah ke manusia.
Departemen terkait melalui pemberitahuan mengatakan bahwa pihaknya mengonfirmasi kasus pada cerpelai liar yang bebas berkeliaran di Utah. Ini sebagai bagian dari pengawasan satwa liar di sekitar peternakan yang terinfeksi.
Sejumlah hewan dari spesies satwa liar yang berbeda dijadikan sampel dan semuanya terbukti negatif, lanjut USDA.
Otoritas mengaku telah menginformasikan hal ini kepada Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE). Pihaknya juga mengatakan tidak ada bukti bahwa virus telah menyebar di kalangan satwa liar di sekitar peternakan cerpelai yang terinfeksi.
"Sepengetahuan kami, ini adalah hewan liar murni yang bebas berkeliaran pertama yang terkonfirmasi SARS-CoV-2," bunyi pemberitahuan tersebut.
Virus juga telah ditemukan pada harimau kebun binatang dan anjing serta kucing rumahan.