Selasa 15 Dec 2020 14:06 WIB

Turki Tangkap 13 Orang dalam Penculikan Oposisi Iran

Habib Chaab diduga diculik dan diselundupkan keluar dari Turki ke Iran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Turki (ilustrasi).
Foto: AP / Burhan Ozbilici
Polisi Turki (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menangkap 13 orang yang terlibat dalam penculikan dan penyeludupan tokoh oposisi Iran. Teheran menculik Habib Chaab yang diduga terlibat dalam serangan mematikan pada 2018 lalu.

Penangkapan ini dilaporkan oleh kantor berita Anadolu Agency. Chaab seorang separatis Arab Iran. Ia dibius dan diculik oleh jaringan yang bekerja 'atas nama badan intelijen Iran'.

Baca Juga

Kantor berita Reuters melaporkan salah satu agen operasi intelijen Iran membujuk Chaab untuk terbang ke Turki. Pada November lalu kantor berita yang dikelola Pemerintah Iran mengatakan kementerian intelijen Iran menangkap Chaab atas dugaan keterlibatannya dalam serangan di parade militer 2018.

Tapi laporan tersebut tidak mengungkapkan kapan atau bagaimana ia ditangkap. Pejabat Turki mengatakan Chaab yang tinggal di Swedia dibujuk terbang ke Turki untuk menemui seorang perempuan yang tanpa sepengetahuannya adalah agen intelijen Iran.

Pejabat itu mengatakan saat ia tiba di Istanbul dan menuju tempat yang sudah dijanjikan, Chaab dibius dan diikat. Kepolisian Istanbul mengatakan pembangkang Iran itu dibawa ke Provinsi Van dan dari sana ia diselundupkan ke Iran.

Pada Selasa (15/120 Hurriyet Daily melaporkan polisi mengatakan sekitar 11 orang ditangkap dua pekan yang lalu. Penculikan Chaab pertama kali dilaporkan Washington Post. Iran belum menyampaikan komentar mengenai laporan ini.

Satu tahun yang lalu pembangkang Iran yang lain Masoud Molavi Vardanjani tewas ditembak di Istanbul. Reuters melaporkan dua orang pejabat mengatakan pembunuhan itu diawasi perwira intelijen Iran yang berada di kantor konsulat negara itu di Turki.

CNN Turki melaporkan operasi penahanan 11 orang tersangka penculik Chaab juga dipicu serangan terhadap oposisi rezim Iran lainnya. Pada 12 Desember lalu Iran mengeksekusi mati jurnalis Ruhollah Zam yang didakwa mendorong kekerasan dalam unjuk rasa anti-pemerintah tahun 2017 lalu.

Stasiun televisi pemerintah Iran melaporkan Zam ditangkap setelah sempat tinggal di Prancis. Eksekusi Zam memicu amarah di Eropa.

CNN Turki mengatakan intelijen Turki telah menetapkan ada penculikan-penculikan lain selain penculikan Chaab. Kejahatan itu dilakukan oleh jaringan intelijen yang dibentuk Iran di Turki dan berhubungan dengan penyeludup narkoba Naji Sharifi Zindashti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement