Selasa 15 Dec 2020 23:11 WIB

40 Ribu Pengungsi Kembali ke Nagorno-Karabakh

Sekitar 39.700 orang pengungsi dilaporkan telah kembali ke Nagorno-Karabakh

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Christiyaningsih
 Pengungsi dari Nagorno-Karabakh sebelum keberangkatan bus menuju Stepanakert, kota utama Republik Nagorno-Karabakh (juga dikenal sebagai Artsakh), di terminal bus selatan di Yerevan, Armenia, 18 November 2020. Pada 09 November 2020 Presiden Azerbaijan Aliyev, Perdana Menteri Armenia Pashinyan, dan Presiden Rusia Putin menandatangani pernyataan yang mengumumkan gencatan senjata lengkap dan semua operasi militer di zona konflik Nagorno-Karabakh tempat bentrokan meletus pada 27 September 2020 antara Azerbaijan dan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh di sepanjang perbatasan. jalur kontak dari Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri.
Foto: EPA-EFE/MELIK BAGHDASARYAN /PHOTOLURE
Pengungsi dari Nagorno-Karabakh sebelum keberangkatan bus menuju Stepanakert, kota utama Republik Nagorno-Karabakh (juga dikenal sebagai Artsakh), di terminal bus selatan di Yerevan, Armenia, 18 November 2020. Pada 09 November 2020 Presiden Azerbaijan Aliyev, Perdana Menteri Armenia Pashinyan, dan Presiden Rusia Putin menandatangani pernyataan yang mengumumkan gencatan senjata lengkap dan semua operasi militer di zona konflik Nagorno-Karabakh tempat bentrokan meletus pada 27 September 2020 antara Azerbaijan dan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh di sepanjang perbatasan. jalur kontak dari Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Sekitar 39.700 orang pengungsi dilaporkan telah kembali ke kediamannya di Nagorno-Karabakh sejak berakhirnya konflik di wilayah tersebut. Hal itu juga ditegaskan oleh Kementerian Pertahanan Rusia selaku penengah dalam konflik itu, Selasa (15/12).

"Hari ini 566 orang dikirim dengan bus dari Yerevan ke Stepanakert. Dan lebih dari 39.700 pengungsi telah kembali ke tempat tinggal mereka di Nagorno-Karabakh," kata kementerian tersebut dikutip dari TASS, Selasa (15/12).

Baca Juga

Sejauh ini atas instruksi dari Presiden Rusia Vladimir Putin, penjaga perdamaian Rusia masih berada di Nagorno-Karabakh sesuai dengan perjanjian yang dikonfirmasi oleh pernyataan bersama 9 November lalu, tentang gencatan senjata penuh di wilayah sengketa itu. Perjanjian itu juga disetujui dan dibuat bersama antara Putin, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, kontingen penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh terdiri dari unit-unit dari brigade senapan motor (penjaga perdamaian) ke-15 yang terpisah dari Distrik Militer Pusat.

Para penjaga perdamaian Rusia juga telah mendirikan pos-pos pengamatan di sepanjang garis persimpangan di Nagorno-Karabakh. Pos juga didirikan di sepanjang koridor Lachinsky yang menghubungkan Armenia dengan daerah kantong untuk mengontrol kepatuhan terhadap gencatan senjata.

Komando misi penjaga perdamaian ditempatkan di daerah Stepanakert, ibu kota de facto Nagorno-Karabakh. Situasi sedang dipantau sepanjang waktu.

Dalam aktivitas terbaru dari kedua negara itu, Rusia mengakomodasi pertukaran tawanan perang kedua belah pihak hari ini. Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, pertukaran tawanan itu merupakan bagian dari all for all.

Senin malam kemarin, Wakil Perdana Menteri Armenia Tigran Avinyan juga mengatakan sekitar 44 tahanan Armenia telah kembali ke Yerevan pasca-dibantu mediasi dengan Rusia. Hal serupa juga terjadi pada pihak Azerbaijan.

Menurut informasi yang diutarakan komandan pasukan penjaga perdamaian Rusia, Rustam Muradov, pengiriman pulang tawanan Azerbaijan itu dilakukan menggunakan sebuah pesawat militer Rusia. Ada 12 tahanan yang dikirim pulang ke Baku sebagai bagian dari pertukaran. Pernyataan itu juga telah dikonfirmasi oleh otoritas Azerbaijan menyoal datangnya selusin tawanan Armenia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement