REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Sekitar 39.700 orang pengungsi dilaporkan telah kembali ke kediamannya di Nagorno-Karabakh sejak berakhirnya konflik di wilayah tersebut. Hal itu juga ditegaskan oleh Kementerian Pertahanan Rusia selaku penengah dalam konflik itu, Selasa (15/12).
"Hari ini 566 orang dikirim dengan bus dari Yerevan ke Stepanakert. Dan lebih dari 39.700 pengungsi telah kembali ke tempat tinggal mereka di Nagorno-Karabakh," kata kementerian tersebut dikutip dari TASS, Selasa (15/12).
Sejauh ini atas instruksi dari Presiden Rusia Vladimir Putin, penjaga perdamaian Rusia masih berada di Nagorno-Karabakh sesuai dengan perjanjian yang dikonfirmasi oleh pernyataan bersama 9 November lalu, tentang gencatan senjata penuh di wilayah sengketa itu. Perjanjian itu juga disetujui dan dibuat bersama antara Putin, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, kontingen penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh terdiri dari unit-unit dari brigade senapan motor (penjaga perdamaian) ke-15 yang terpisah dari Distrik Militer Pusat.
Para penjaga perdamaian Rusia juga telah mendirikan pos-pos pengamatan di sepanjang garis persimpangan di Nagorno-Karabakh. Pos juga didirikan di sepanjang koridor Lachinsky yang menghubungkan Armenia dengan daerah kantong untuk mengontrol kepatuhan terhadap gencatan senjata.
Komando misi penjaga perdamaian ditempatkan di daerah Stepanakert, ibu kota de facto Nagorno-Karabakh. Situasi sedang dipantau sepanjang waktu.
Dalam aktivitas terbaru dari kedua negara itu, Rusia mengakomodasi pertukaran tawanan perang kedua belah pihak hari ini. Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, pertukaran tawanan itu merupakan bagian dari all for all.
Senin malam kemarin, Wakil Perdana Menteri Armenia Tigran Avinyan juga mengatakan sekitar 44 tahanan Armenia telah kembali ke Yerevan pasca-dibantu mediasi dengan Rusia. Hal serupa juga terjadi pada pihak Azerbaijan.
Menurut informasi yang diutarakan komandan pasukan penjaga perdamaian Rusia, Rustam Muradov, pengiriman pulang tawanan Azerbaijan itu dilakukan menggunakan sebuah pesawat militer Rusia. Ada 12 tahanan yang dikirim pulang ke Baku sebagai bagian dari pertukaran. Pernyataan itu juga telah dikonfirmasi oleh otoritas Azerbaijan menyoal datangnya selusin tawanan Armenia.