REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga riset independen yang berbasis di Yordania, The Royal Islamic Strategic Studies Centre (MABDA ), kembali mengeluarkan hasil riset tokoh-tokoh Muslim berpengaruh di dunia Islam. Riset tahun ini bertajuk The Muslims 500; The Worlds 500 Most Influential Muslims 2021.
Dalam riset tersebut, Presiden Joko Widodo, KH Said Aqil Siroj, dan Habib Luthfi bin Yahya masuk dalam jajaran Top 50 dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia dari The Muslim 500.
Presiden Joko Widodo masuk dalam urutan ke 12 Muslim Berpengaruh di Dunia. Dia dianggap sukses menjadi pemimpin di Indonesia, negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia. The Muslim 500 menyoroti kesuksesan Presiden Jokowi dimulai dari menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga menuju kursi RI 1.
Blusukan yang kerap kali dilakukannya, dianggap sebagai alat yang cukup efektif untuk mendengar langsung kekhawatiran dan kritikan rakyat terhadap Pemerintah. Ini juga memberikannya hubungan yang lebih personal dengan publik.
"Meskipun pertumbuhan ekonomi tidak seperti yang diharapkan, investasi yang kuat di bidang infrastruktur dan layanan sosial memastikan bahwa Jokowi masih mendapat dukungan kuat dari masyarakat," tulis The Muslim 500.
Presiden Jokowi juga menyoroti keberagaman dan Islam di Indonesia yang dipandang sangat menjunjung tinggi toleransi. "Islam Indonesia bukanlah Islam Arab, tidak harus jubah, tidak harus memakai sorban. Yang terpenting substansinya, yaitu akhlak Islam: jubah, celana, sarung, apapun itu," kata Jokowi.
Selain Presiden Jokowi, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj berada di posisi 18 sementara Ketua Umum Jam’iyyah Alhut Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (Jatman) yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Luthfi bin Yahya, juga masuk dalam daftar ke-32.
Nahdlatul Ulama telah memberikan kontribusi amal yang besar kepada masyarakat Indonesia di bidang pembangunan pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.
KH Said Aqil Sirodj seperti para pendahulunya, mempropagandakan NU sebagai organisasi tradisionalis moderat, dengan agenda seperti undang-undang antikorupsi dan langkah-langkah reformasi sosial yang berakar kuat dalam prinsip Islam.
Sebelum menjabat sebagai Ketua Umum NU, KH Said Aqil Siradj pernah menjabat di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia. Hanya beberapa pekan setelah menjabat sebagai ketua partai politik Muslim terbesar di negara itu, dan setelah bentrokan kekerasan meletus di berbagai gereja di seluruh negeri, ia membuat pernyataan keras yang mengutuk diskriminasi terhadap kelompok minoritas Kristen di Indonesia.
Habib Luthfi bin Yahya saat ini adalah: Ra'is 'Amm dari Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah Al-Nahdliyah (Ketua Perhimpunan Ordo Sufi yang Diakui), Ketua MUI Jawa Tengah, dan pemimpin spiritual Ba Tariqa Alawi di Indonesia.
Ba Alawi adalah keturunan Nabi (SAW) yang bermigrasi ke Hadramaut di Yaman pada awal sejarah Islam. Mereka memainkan peran utama dalam membawa Islam ke Timur Jauh, termasuk Indonesia dan Malaysia, dan mereka sangat terkenal hingga hari ini. Mereka menekankan pentingnya keikhlasan batiniah yang dibarengi dengan kajian ilmu-ilmu agama, terutama yang dianut Imam Ghazali.
Habib Luthfi memulai pencariannya akan pengetahuan sejak dini, dan pertama kali belajar di bawah asuhan guru Ba Alawi di Indonesia. Dia kemudian pergi ke Makkah dan Madinah untuk pendidikan lebih lanjut dan menerima otorisasi di semua bidang pembelajaran tradisional termasuk hadits, dan tasawuf. Kewenangannya untuk menjadi guru spiritual berasal dari lebih dari satu tarekat.
Dia telah mendirikan ribuan sekolah, masjid, dan zawiyah di Indonesia, dan memiliki jutaan pengikut. Dia menekankan praktik spiritual, terutama membaca burdah dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.