REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan terhadap anak sejak usia dini semakin besar. Kondisi ini tidak terlepas dari peran dan dukungan Bunda PAUD selaku figur bagi masyarakat.
Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi ketiga Pokja Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat, Selasa (15/12). Dalam kegiatan yang dilakukan secara dalam jaringan (online) ini hadir juga Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil, dan Widyaprada ahli Madya Direktorat PAUD Ditjen PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Maryana.
Menurut Bunda PAUD Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil, sebagai simbol sekaligus mitra utama dalam gerakan PAUD, keberadaan Bunda PAUD dapat memotivasi masyarakat agar lebih maksimal dalam menjaga dan mengawasi tumbuh kembang anak seperti dengan memberikan sumbangan pemikiran, sosialisasi, dan penggerakan PAUD.
Oleh karena itu, Atalia memastikan Pokja Bunda PAUD harus mampu meningkatkan harkat, mutu, dan akses layanan pendidikan anak usia dini secara holistik dan terintegratif.
Atalia mengatakan, Pokja Bunda PAUD mengemban empat tugas utama, yakni membantu menyusun program kerja Bunda PAUD dalam mewujudkan pelayanan berkualitas, melakukan kerjasama secara berkala dan berkesinambungan dengan berbagai organisasi dan lembaga.
"Lalu memonitoring dan mengevaluasi pencapaian pelaksanaan program, serta melakukan analisis, pengendalian, dan pelaporan program Bunda PAUD," katanya.
Atalia pun menjelaskan, rapat koordinasi yang dilakukan Pokja Bunda PAUD Jawa Barat ini untuk meningkatkan kapasitas seluruh peserta. Hal ini juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan pengembangan PAUD secara holistik dan terintegrasi. "Kami ingin merumuskan dan menyamakan persepsi terkait pelayanan PAUD di Jawa Barat," katanya.
Atalia mengatakan, saat ini sudah terbit peraturan gubernur (Perguba) tentang PAUD holistik integratif. "Dengan adanya payung hukum ini, semua tenang," katanya.
Atalia berharap, meski saat ini dilanda pandemi sehingga terbatas ruang gerak untuk berinteraksi, ia meminta anggotanya tersebut untuk terus berupaya."2020 ini tahun sulit karena ada covid-19, kegiatan tupoksi PAUD tak bisa dilakukan seperti dengan tatap muka. Makanya penting terus berakselerasi, seperti menggunakan internet dan media sosial," paparnya.
Bunda PAUD diharapkan bisa hadir di seluruh wilayah Jawa Barat. "Harapan saya semuanya bisa, bisa hadir di semua kecamatan. Mohon dukungan dari semuanya," katanya.
Menurut Ketua Tim Pokja Bunda PAUD Jawa Barat Wahyu Mijaya, pihaknya akan segera menyusun program kerja untuk 2021. Meski kewenangannya berada di kabupaten/kota, namun pihaknya akan mengutamakan fungsi koordinasi serta monitoring evaluasi untuk mendukung baiknya tumbuh kembang anak Jawa Barat."Ini tanggungjawab bersama, baik kabupaten/kota maupun provinsi. Semuanya harus terus bekerja sama," katanya.
Menurut Widyaprada ahli Madya Direktorat PAUD Ditjen PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Maryana, peran keluarga sangat penting untuk menentukan kualitas anak di masa depan. Pemberian pendidikan yang baik harus dilakukan sejak usia dini dan tidak hanya mengandalkan pembelajaran di sekolah.
Maryana menjelaskan, peran keluarga dalam memberikan pendidikan anak usia dini dapat dilakukan setidaknya dalam lima aspek yakni pendidikan, kesehatan dan gizi, pengasuhan, deteksi dini tumbuh kembang anak, dan perlindungan.
Pada aspek pendidikan, kata dia, keluarga khususnya orangtua bisa memberikan kesempatan kepada anak dalam mengembangkan semua lingkup perkembangan anak. Seperti nilai agama dan moral, sosial-emosional, serta motorik kasar dan motorik halus."Juga kognitif dan bahas. Melalui pemberian stimulasi yang tepat di rumah sesuai tahapan usianya," katanya.
Sedangkan terkait kesehatan dan gizi, menurutnya, orangtua dapat memeriksakan kesehatan anak sedini mungkin seperti pemeriksaan kesehatan badan, rambut, telinga, hidung kuku, dan gigi. "Juga bisa dengan memberikan vitamin dan vaksinasi," katanya.