Selasa 15 Dec 2020 19:27 WIB

Gugus Tugas Jelaskan Penyebab Bandung Masih Zona Merah

Jumlah kasus kumulatif Covid-19 Bandung hingga Senin (14/12) kemarin mencapai 4.461

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung menyemprotkan cairan disinfektan. Pemerintah Kota Bandung kembali mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara proporsional salah satunya mengintruksikan dinas dan instansi terkait serta warga untuk melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin dan masif guna meminimalisir penyebaran Covid-19 di Kota Bandung. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung menyemprotkan cairan disinfektan. Pemerintah Kota Bandung kembali mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara proporsional salah satunya mengintruksikan dinas dan instansi terkait serta warga untuk melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin dan masif guna meminimalisir penyebaran Covid-19 di Kota Bandung. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gugus tugas penanganan Covid-19 Kota Bandung memberikan penjelasan penyebab level kewaspadaan di Kota Bandung masih berstatus zona merah setelah 10 hari lebih ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Proposional oleh Wali Kota Bandung. Salah satu penyebabnya karena tingkat kematian yang tinggi.

"Labeling itu yang harus diperhatikan mau 1.60, 1,70, 1,80 tetap zona merah. Kalau saya skor tidak diperhatikan tapi yang harus kita konsentrasi itu bahwa Bandung sekarang relatif agak lama zona merah karena itu tadi tambahan kasus terus bergerak," ujar Ketua Harian Gugus Tugas, Ema Sumarna, Selasa (15/12).

Baca Juga

Ia mengungkapkan, jumlah kasus kumulatif hingga Senin (14/12) kemarin mencapai 4.461 dengan kasus aktif 926 (Selasa (15/12) sore mencapai 4.743 kasus, kasus aktif 792). Menurutnya, jumlah kasus tersebut sangat memprihatinkan.

"Saya dengar rumah sakit sudah full sehingga kenapa Bandung terus di zona merah karena ada beberapa hal tidak signifikan dengan perubahan labeling seperti angka kematian terus bertambah, kasus bertambah," ungkapnya.

Ema melanjutkan, kondisi rumah sakit di Kota Bandung berada di angka 90 persen lebih melebihi batas maksimun di angka 60 persen. Menurutnya, positivity rate pun di angka 20 sampai 30 serta hunian isolasi mandiri terisi penuh.

Ia mengatakan, Provinsi Jawa Barat sedang melakukan kerja sama dengan pihak swasta untuk menyediakan tempat tidur sekitar 70 sampai 100 tempat tidur untuk pasien yang akan melakukan isolasi mandiri. Menurutnya, diharapkan hal tersebut bisa segera terealisasi.

Ema menambahkan, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran tentang larangan perayaan akhir tahun. Menurutnya jika masih terdapat masyarakat yang membandel tetap merayakan dan membuat kerumunan akan diberikan sanksi bahkan sanksi pidana.

"Intinya masyarakat ikuti aja, kita semua umat beragama bersyukur masih diberikan kesempatan hidup, keselamatan dan minta doa ke Allah SWT," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement