Selasa 15 Dec 2020 21:03 WIB

Negara Arab Kecam Serangan Kapal di Pelabuhan Jeddah

Negara-negara Arab menyebut serangan ke kapal tanker itu sebagai serangan teroris

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Pemandangan Pelabuhan Jeddah. Negara-negara Arab menyebut serangan ke kapal tanker di Pelabuhan Jeddah sebagai serangan teroris. Ilustrasi.
Foto: wikipedia.org
Pemandangan Pelabuhan Jeddah. Negara-negara Arab menyebut serangan ke kapal tanker di Pelabuhan Jeddah sebagai serangan teroris. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Negara-negara Arab mengecam serangan yang terjadi pada kapal tanker minyak di pelabuhan Jeddah, Senin (14/12) waktu setempat. Negara-negara Arab menyebut serangan itu sebagai serangan teroris.

Kuwait menyatakan kecaman kerasnya atas serangan yang menargetkan BW Rhine berbendera Singapura yang tengah menurunkan bahan bakar. "Kelanjutan aksi teroris di Arab Saudi mengancam stabilitas kawasan," kata Kuwait lapor kantor berita negaranya, SPA dikutip laman Arab News, Selasa (15/12).

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Ahmad Nasser Al-Sabah mengatakan serangan tersebut mengancam kebebasan navigasi dan pasokan energi global. Menurutnya serangan terhadap kapal tanker di Jeddah juga merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.

Dia pun meminta komunitas internasional dan Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan serius untuk mengakhiri serangan-serangan yang kerap bermunculan di wilayah Saudi. Yordania juga menggemakan kecaman Kuwait yang mengatakan bahwa serangan tersebut adalah tindakan teroris pengecut di instalasi vital Saudi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania, Duta Besar Dhaifallah Al-Fayez, menegaskan dukungan Yordania untuk Arab Saudi dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan Kerajaan dan kesejahteraan warganya. Sementara, Kementerian Luar Negeri Bahrain juga mengutuk "serangan teror" yang memengaruhi keamanan dan keselamatan lalu lintas maritim.

Bahrain menekankan perlunya komunitas internasional untuk mengambil tindakan terhadap organisasi teroris di balik serangan-serangan yang merupakan sumber utama ketegangan di kawasan. Pihaknya juga menekankan komunitas internasional untuk membasmi semua orang yang mendukung atau mendanai organisasi teroris.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Lebanon juga menyatakan solidaritas Lebanon dengan Arab Saudi setelah mengutuk serangan. Menteri Penerangan Yaman, Muammar Al-Eryani, memperingatkan bahaya dari masyarakat internasional yang terus mengabaikan “kegiatan teroris” rezim Iran dan dukungannya terhadap kegiatan milisi Houthi di Laut Merah dan Bab Al-Mandeb.

"Kegiatan teroris ini datang dalam konteks skema Iran dan milisi sektariannya untuk merusak keamanan dan stabilitas, menyebarkan kekacauan dan terorisme di kawasan itu, dan mengancam kepentingan internasional," kata Eryani dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita negara Yaman Saba New.

Eryani menyebut penargetan kapal sebagai eskalasi aktivitas teroris. Hal itu, sambungnya, mengancam pasokan minyak dunia, keamanan energi, dan ekonomi global.

Al-Eryani meminta komunitas internasional, PBB, dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi tanggung jawab hukum untuk menghentikan ancaman teroris ini, serta menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Dia juga meminta pihak-pihak tersebut mengambil tindakan untuk mengklasifikasikan milisi Houthi sebagai sebuah kelompok teroris.

BW Rhine berbendera Singapura membawa 60 ribu ton bensin. Ledakan dari kapal kecil yang sarat dengan bahan peledak telah menyebabkan ledakan dan kebakaran di dalam kapal BW Rhine.

Awak kapal memadamkan api dan tidak ada korban jiwa. Namun bagian lambung kapal mengalami kerusakan dan ada laporan bahwa minyak bocor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement