Selasa 15 Dec 2020 20:58 WIB

Konferensi di AS Sebarkan Infeksi Hingga 300 Ribu Kasus

Awalnya, wabah covid-19 di AS menyebar dimulai dari 99 orang yang terinfeksi.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sebuah acara konferensi yang digelar di  Boston, Amerika Serikat (AS) oleh perusahaan Biogen pada Februari lalu disebut sebagai waktu di mana penyebaran virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) terjadi secara besar-besaran.

Konferensi yang digelar selama dua hari itu disebut dengan acara ‘superspreader’ yang dikaitkan dengan hingga 300.000 kasus COVID-19 di AS. Pengujian genetik telah mengungkapkan bahwa wabah pada awalnya menyebar dengan dimulai dari 99 orang terinfeksi di acara.

Baca Juga

Dilansir The Scientist, sebanyak 205.000 hingga 300.000 kasus lainnya kemudian terjadi ketika peserta kembali ke rumah masing-masing yang dilaporkan berlokasi di setidaknya 29 negara bagian di AS. Mereka membawa SARS-CoV-2 yang kemudian terus menyebar secara luas di Negeri Paman Sam.

Hal itu diketahui berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Science pada 10 Desember lalu. Basis data nasional genom SARS-CoV-2 dan pelacakan kontak memungkinkan penulis melacak strain mana yang sedang ditularkan.

Seperti yang dilaporkan The Boston Globe, proporsi pandemi yang dikaitkan dengan konferensi tersebut kira-kira 1,6 persen dari semua kasus COVID-19 AS.

Dengan melakukan analisis genetik dari 28 peserta konferensi yang terinfeksi, para peneliti dapat mengidentifikasi jenis virus yang beredar di antara mereka dan kemudian menyebar ke seluruh negeri.

Dari sana, ditemukan bahwa penyebaran wabah akibat acara massal tersebut tidak pernah terlihat di AS sebelumnya, hanya di Prancis. Konferensi itu diadakan pada 26 dan 27 Februari, beberapa pekan sebelum seluruh negara bagian di Amerika mengumumkan perintah untuk tinggal di rumah, serta tindakan lain untuk mencegah penularan COVID-19.

Menurut Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts, hanya ada tiga kasus dugaan pada pekan pertama Maret. Sementara, Komisaris Kesehatan Masyarakat negara bagian tersebut, Monica Bharel mengatakan pada saat itu bahwa ada risiko rendah di Massachusetts.

“Ini adalah kisah peringatan,” ujar Bronwyn MacInnis, ahli epidemiologi genom di Broad Institute of Harvard dan MIT dan salah satu penulis makalah, kepada The New York Times.

Maclnnis mengatakan saat mendengar cerita tentang kelompok di mana 20 atau 50 atau 100 orang terdampak, tidak diperhitungkan apa yang terjadi setelahnya. Segera setelah kelompok kasus COVID-19 terkait dengan konferensi, Biogen bermitra dengan Broad Institute untuk membuat biobank untuk mempelajari sebanyak mungkin tentang COVID-19 melalui sampel darah dari karyawan Biogen, serta kontak dekat mereka.

Biogen mengatakan kemajuan luar biasa telah dibuat sejak dimulainya pandemi guna mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang  SARS-CoV-2 dan penularannya. Termasuk untuk dapat mengembangkan vaksin dan menyelidiki opsi pengobatan potensial.

“Sebagai perusahaan yang berakar pada sains, kami memahami nilai data yang berasal dari gelombang pertama pandemi di wilayah Boston dan kami berharap informasi yang diperoleh dari data ini akan membantu terus mendorong pemahaman yang lebih baik tentang transmisi ini. virus dan upaya untuk mengatasinya,” jelas Biogen dalam sebuah pernyataan setelah publikasi penelitian tersebut.

Penulis utama studi, Jacob Lemieux dari Broad Institute mengatakan kondisi yang memungkinkan terjadinya peristiwa sangat menyebar ini masih perlu dipelajari lebih lanjut. Ia menyarankan agar orang-orang, terutama di musim liburan akhir tahun ini untuk mempertahankan jarak sosial, kenakan masker, dan hindari pertemuan di dalam ruangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement