Rabu 16 Dec 2020 05:45 WIB

Kemenkes Arab Saudi Umumkan Kelompok Prioritas Vaksin Covid

Arab Saudi bersiap meluncurkan vaksinasi Covid-19 dalam waktu dekat.

Red: Ani Nursalikah
Kemenkes Arab Saudi Umumkan Kelompok Prioritas Vaksin Covid. Seorang pria Arab Saudi berjalan di depan klinik demam yang melayani orang-orang yang menunjukkan gejala COVID-19 di Jiddah, Arab Saudi, Kamis, 9 Juli 2020.
Foto: AP / Amr Nabil
Kemenkes Arab Saudi Umumkan Kelompok Prioritas Vaksin Covid. Seorang pria Arab Saudi berjalan di depan klinik demam yang melayani orang-orang yang menunjukkan gejala COVID-19 di Jiddah, Arab Saudi, Kamis, 9 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan prioritas akan diberikan kepada warga yang memiliki peluang lebih besar terpapar virus corona. Arab Saudi bersiap meluncurkan kampanye vaksinasi Covid-19 dalam waktu dekat.

Dalam pedoman yang dikeluarkan Kemenkes sebagai bagian dari kampanye kesadaran sebelum peluncuran program vaksinasi, kementerian telah mengidentifikasi kelompok sasaran vaksinasi, yaitu sebagai berikut, dilansir di Saudi Gazette, Senin (14/12).

Baca Juga

  1. Sektor keamanan dan militer dan yang memiliki status yang sama; praktisi kesehatan, termasuk layanan darurat di area kritis; lansia di atas usia 60; orang dengan obesitas (indeks massa tubuh atau BMI lebih tinggi dari 40); immunocompromised (seperti mereka yang telah menjalani transplantasi organ dan menggunakan obat imunosupresif); dan mereka yang memiliki dua atau lebih penyakit kronis seperti asma, diabetes, penyakit ginjal kronis, dan penyakit jantung kronis.
  2. Praktisi kesehatan lainnya menderita penyakit kronis, obesitas (BMI 31-40), dan anemia sel sabit.
  3. Semua yang bisa divaksinasi.

Vaksin tersebut dianggap aman karena efektivitasnya melalui fase pengujian, membangkitkan respons imun yang kuat dan memproduksi antibodi secara terus menerus. Kementerian mencatat efek samping dari vaksin biasanya kecil dan sementara, seperti peradangan di tempat usai injeksi, suhu tinggi ringan, atau sakit kepala.

Kementerian menekankan setiap vaksin berlisensi akan diuji secara ketat. Vaksin menjalani beberapa tahap pengujian sebelum disetujui untuk digunakan, dan secara teratur dievaluasi ulang. Para ilmuwan juga akan terus memantau informasi dari berbagai sumber untuk setiap tanda vaksin yang menimbulkan risiko kesehatan.