Rabu 16 Dec 2020 10:02 WIB

Rupiah Berpotensi Melemah Dipicu Pengetatan Aktivitas

Pengetatan aktivitas berpotensi memperlambat pemulihan ekonomi.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (16/12) berpotensi melemah dipicu kebijakan pengetatan aktivitas ekonomi domestik. Pada pukul 9.31 WIB, rupiah masih stagnan di posisi Rp14.120 per dolar AS, sama dengan posisi penutupan hari sebelumnya.
Foto: ANTARA/nova wahyudi
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (16/12) berpotensi melemah dipicu kebijakan pengetatan aktivitas ekonomi domestik. Pada pukul 9.31 WIB, rupiah masih stagnan di posisi Rp14.120 per dolar AS, sama dengan posisi penutupan hari sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (16/12) berpotensi melemah dipicu kebijakan pengetatan aktivitas ekonomi domestik. Pada pukul 9.31 WIB, rupiah masih stagnan di posisi Rp14.120 per dolar AS, sama dengan posisi penutupan hari sebelumnya.

"Hari ini, rupiah bisa melemah terhadap dolar AS karena mendapatkan sentimen negatif dari kebijakan pengetatan aktivitas ekonomi," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Pengetatan kegiatan ekonomi dilakukan karena kekhawatiran peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air yang memang sekarang terus meninggi.

Menurut Ariston, pengetatan aktivitas berpotensi melambatkan pemulihan ekonomi. Sementara persetujuan vaksin masih awal tahun depan.

"Tapi di sisi lain, isu vaksin dan stimulus AS bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko dan rupiah," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp 14.080 per dolar AS hingga Rp 14.150 per dolar AS. Pada Selasa (15/12) lalu, rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp 14.120 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp 14.095 per dolar AS.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement