Rabu 16 Dec 2020 12:32 WIB

Tak Lama Lagi, Gunung Es Terbesar Dunia Hantam Pulau Georgia

Inggris akan mengirimkan robot untuk mempelajari efek tabrakan gunung es terbesar.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Pegunungan es.    (ilustrasi)
Foto: AP
Pegunungan es. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gunung es terbesar di dunia, A-68a, mungkin hanya beberapa hari lagi menabrak suaka margasatwa Antartika di pulau Georgia Selatan. Para peneliti sudah bersiap atas akibatnya.

Menurut Survei Antartika Inggris (BAS) yang telah melacak gunung es selama berbulan-bulan, dua robot seukuran lemari es akan segera dikirim ke Georgia Selatan untuk mempelajari efek di dalam air dari tabrakan yang akan datang.

Baca Juga

Kapal selam kembar masing-masing berukuran panjang sekitar 5 kaki atau 1,5 meter dan dioperasikan dari jarak jauh. Menurut pernyatan dari BAS, kapal selam tersebut menghabiskan hampir empat bulan untuk mengumpulkan data tentang suhu air laut, salinitas, dan kejernihan dari sisi berlawanan dari gunung es.

Dikutip Live Science, Rabu (16/12), para ilmuwan telah mengetahui selama beberapa waktu bahwa serangan langsung dari gunung es seluas 2.000 mil persegi atau 5.100 km persegi dapat menghalangi rute makan laut bagi jutaan penguin dan anjing laut.

Hal ini tentu sangat berpotensi menyebabkan kelaparan hewan massal. Tetapi ada dampak lingkungan lain yang tidak jelas dan hanya dapat dipelajari dari laut. Misal, apa yang terjadi ketika satu triliun ton gunung es mulai melepaskan sejumlah besar air tawar ke ekosistem air asin yang berkembang pesat?

"Hewan dan tumbuhan akan dihadapkan dengan perubahan seketika di lingkungan mereka," kata Ahli Ekologi BAS, Geraint Tarling dalam sebuah video yang disertakan dalam pernyataan tersebut.

Menurut Tarling, tanaman asli mungkin juga tidak dapat tumbuh. Ini berarti tidak ada banyak makanan yang tersedia untuk zooplankton dan krill. Padahal zooplankton dan krill akan menjadi makanan bagi penguin dan anjing laut. Jadi, kata dia seluruh ekosistem mungkin berhenti berkembang.

Iceberg A-68a lepas dari Lapisan Es Larsen C Antartika pada Juli 2017 dan terus melayang ke utara menuju perairan yang lebih hangat sejak saat itu. Rekaman udara baru-baru ini dari Royal Air Force (RAF) Inggris mengungkapkan gunung es kehilangan bongkahan es yang sangat besar yang disebut growler.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement