REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY - Pemimpin dua negara terbesar di Amerika Latin, Meksiko dan Brasil, akhirnya memberikan ucapan selamat kepada Joe Biden, Selasa (15/12), atas kemenangannya pada pemilu presiden Amerika Serikat (AS). Keduanya mengucapkan selamat setelah mereka cukup lama menampik hasil pemilu tersebut.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menunggu hingga kemenangan Biden pada pemilu 3 November lalu itu terkonfirmasi oleh Pemilih Elektoral AS sebelum mengakuinya. Dalam konferensi pers rutin hariannya, Lopez Obrador yang merupakan pemimpin beraliran kiri menyebut dirinya telah mengirimkan surat untuk Biden yang isinya memuji kemenangan pemimpin AS yang akan resmi menjabat pada 20 Januari 2021 itu.
Lopez Obrador menekankan tentang sikap Biden yang pro imigran serta mengusulkan AS-Meksiko untuk menjalin kerja sama atas imigran, setelah bertahun-tahun Presiden AS Donald Trump meminta Pemerintah Meksiko berupaya lebih untuk mengurangi jumlah migran yang datang ke AS.
"Saya juga ingin menyampaikan pengakuan saya atas posisi Anda untuk migran Meksiko dan dunia, yang akan memungkinkan keberlanjutan rencana kita untuk mempromosikan pembangunan dan kesejahteraan di Meksiko tenggara serta negara-negara lain di Amerika Tengah," tulis Lopez Obrador dalam suratnya.
Sementara di Brasil, Bolsonaro yang merupakan pemimpin beraliran kanan akhirnya menerima kekalahan Trump, tokoh yang menjadi panutannya dalam dunia politik serta dikejar untuk jalinan kerja sama yang lebih erat. "Salam kepada Presiden Joe Biden, dengan doa dan harapan terbaik saya agar AS akan tetap menjadi 'tanah kebebasan dan rumah bagi para pemberani'," kata Bolsonaro dalam pernyataannya, yang mengutip lagu kebangsaan AS.
Bolsonaro berjanji untuk bekerja bersama dengan Biden dan menekankan isu pertahanan kedaulatan serta integrasi perdagangan. Lopez Obrador dan Bolsonaro merupakan dua pemimpin yang berlawanan ideologi di kawasan. Namun mereka sama-sama memerlukan waktu lebih lama untuk akhirnya mengakui kemenangan Biden, dibandingkan dengan sebagian besar pemimpin negara lainnya.
Saat ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mungkin menjadi satu-satunya pemimpin negara kunci internasional yang belum mengakui bahwa Biden telah menang atas kandidat pejawat presiden AS Donald Trump.
Trump sempat menolak hasil pemilu dengan menyatakan klaim tanpa bukti bahwa ia dicurangi serta melakukan upaya hukum untuk membalik kekalahannya. Bolsonaro sempat menggaungkan klaim kecurangan yang dinyatakan Trump tersebut. Sementara sebelumnya, Lopez Obrador mengatakan bahwa akan menjadi suatu hal yang bijak jika ia menunggu hingga tuntutan hukum yang diajukan oleh tim kampanye Trump selesai.