REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berkomitmen untuk terus melakukan transformasi digital di tengah kemajuan teknologi. Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan PLN sedang melakukan kajian untuk bisa melebarkan bisnis tak hanya listrik tetapi juga jaringan internet.
Darmawan menjelaskan dalam melakukan transformasi PLN juga tetap memperhitungkan cost dan benefit dari transformasi yang dilakukan. Ia mengatakan transformasi juga harus visible dan lebih banyak benefitnya.
"Kami punya impian akan ada penambahan pelanggan yang lebih besar yaitu memasang internet menggunakan infrastruktur PLN. Ini penambahannya bisa sampai Rp 20 triliun se-tahun," ujar Darmawan dalam Webinar, Rabu (16/12).
Ia menjelaskan skema ini sudah lebih dulu dilakukan di beberapa negara besar. Untuk bisa menduplikasi skema yang sama, PLN perlu menganggarkan 20 persen dari revenue PLN.
"Branchmark yang dilakukan di luar negeri itu costnya per kwh bisa disekitar 15-20 persen. Kalau gross reveneu PLN sekitar Rp 300 triliun. Maka kita butuh Rp 50-60 triliun untuk bisa memaksimalkan aset kita untuk bergerak ke arah transformasi tersebut," ujar Darmawan.