Rabu 16 Dec 2020 18:16 WIB

BioNTech akan Pasok 100 Juta Vaksin ke China

Pengiriman vaksin ke China bagian dari perjanjian dengan farmasi Shanghai Fosun

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tampak ampul dengan BNT162b2, isi kandidat vaksin Covid-19 yang berbasis mRNA buatan perusahaan farmasi Jerman Biontech. Vaksin yang dibuat juga bersama dengan Pfizer ini disebut 90 persen efektif.
Foto: EPA-EFE/BIONTECH SE
Tampak ampul dengan BNT162b2, isi kandidat vaksin Covid-19 yang berbasis mRNA buatan perusahaan farmasi Jerman Biontech. Vaksin yang dibuat juga bersama dengan Pfizer ini disebut 90 persen efektif.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Perusahaan farmasi asal Jerman BioNTech akan memasok 100 juta dosis vaksin Covid-19 ke China. Hal itu sebagai bagian dari perjanjian dengan perusahaan farmasi Shanghai Fosun.

Biontech akan mengirimkan pasokan awal vaksin berbasis mRNA dari fasilitas produksinya di Jerman. Pada Maret lalu, BioNTech dan Fosun Pharma mengumumkan kolaborasi untuk mengembangkan dan mengkomersilkan potensi vaksin Covid-19 berdasarkan platform teknologi mRNA BioNTech.

Baca Juga

Pada 24 November,  mereka mengumumkan dimulainya uji coba fase kedua. "Kami ingin berterima kasih kepada pemerintah China dan Administrasi Produk Medis Nasional atas komitmen dan kepercayaan mereka pada upaya pengembangan vaksin kami untuk membantu mengatasi ancaman pandemi global ini," kata CEO BioNTech Ugur Sahin, dikutip laman Anadolu Agency.

Menurut dia, upaya pengembangan bersama dengan Fosun Pharma merupakan bukti pentingnya kerja sama global. Hal itu pun mencerminkan strategi untuk memasok vaksin secara global.

"Perjanjian ini merupakan langkah penting menuju tujuan bersama kami untuk menghadirkan vaksin yang aman dan manjur untuk orang-orang di seluruh dunia," kata Sahin.

Vaksin yang dikembangkan BioNTech dan Pfizer telah menerima otorisasi penggunaan darurat di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Hasil uji klinis tahap akhir menunjukkan vaksin yang dikembangkan kedua perusahaan tersebut 95 persen efektif menangkal Covid-19 dan tidak memiliki masalah keamanan besar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement