REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Angka kematian harian akibat virus corona tipe baru atau Covid-19 di Jerman mencatat rekor tertinggi, yakni 952 jiwa, pada Rabu (16/12) waktu setempat. Peningkatan harian tertinggi itu terjadi saat negara mulai memasuki kembali masa lockdown atau karantina wilayah ketat yang dimulai Rabu ini.
Kekhawatiran pandemi semakin tidak terkendali di Jerman menyalakan alarm bagi Kanselir Jerman Angela Merkel dan 16 gubernur negara bagian. Sehingga pihaknya mengumumkan lockdown ketat hingga 10 Januari.
Toko-toko dan sekolah akan tetap tutup mulai Rabu (16/12) dalam pengetatan pembatasan sebelum Natal. Hal itu dilakukan juga menyusul pembatasan sebagian pada November, yang menutup bar dan restoran tetapi gagal menahan gelombang kedua pandemi.
Jerman lebih berhasil daripada banyak negara Eropa dalam mengendalikan virus corona pada gelombang pertama di musim semi. Namun, demikian situasinya terlihat sangat berbeda sekarang.
Institut Robert Koch untuk penyakit menular Jerman menyebutkan jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi adalah 1.379.238, meningkat 27.728. Total korban meninggal akibat virus corona di Jerman mencapai 23.427.
Peningkatan kematian harian tertinggi sebelumnya adalah 598 pada Jumat pekan lalu. Pada Selasa (15/12), Merkel mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia khawatir dengan tren virus corona di negaranya. Dia memperingatkan bahwa Januari dan Februari tahun depan akan menjadi masa yang sangat sulit.
Jerman juga tengah menunggu persetujuan peraturan untuk vaksin yang sebagian dikembangkan di Jerman bahkan ketika negara lain, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, sedang meluncurkannya. Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan, Jerman harus mulai memberikan suntikan virus corona 24 hingga 72 jam setelah vaksin oleh BioNTech dan Pfizer mendapat persetujuan UE dan dapat dimulai segera setelah Natal. Otoritas Eropa diperkirakan akan menyetujui vaksin tersebut pekan depan.