Rabu 16 Dec 2020 18:57 WIB

Setelah Resmi Merger, Ini Rencana Bisnis BSI pada 2021

BSI telah menyiapkan rancangan rencana bisnis untuk tahun 2021-2023.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama I Ngatari dan Wakil Direktur Utama II Abdullah Firman Wibowo berpose dalam sesi foto usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12/2020).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama I Ngatari dan Wakil Direktur Utama II Abdullah Firman Wibowo berpose dalam sesi foto usai penandatanganan akta penggabungan tiga bank syariah milik Himbara di Jakarta, Rabu (16/12/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia (BSI) telah menyiapkan rancangan rencana bisnis untuk tahun 2021-2023. Direktur Mandiri Syariah, Hery Gunardi mengatakan bank akan melakukan mendesain ulang bisnis model.

"Kami nanti akan redesign bisnis model, terkait branding kami akan bangun lebih inklusif karena bank syariah itu universal merangkul semua lapisan," katanya dalam konferensi pers, Rabu (16/12).

Baca Juga

Bank Syariah Indonesia akan mencoba mengakomodasi semua kebutuhan, baik retail, korporasi, negara, nasabah milenial, non milenial, UMKM, dan umat Islam secara keseluruhan. Bank terutama akan memperkuat bisnis wholesale setelah memiliki permodalan yang kuat dari merger ini.

Dengan kapasitas besar tersebut, BSI ingin menjadi pemain utama dalam pendanaan proyek-proyek infrastruktur. Salah satunya dengan menjadi pemimpin dari sindikasi pembiayaan yang sebelumnya hanya ikut dalam porsi kecil mengikuti induknya.

Selain itu, BSI juga akan menggarap potensi halal value chain, mulai dari skala principal, distributor, hingga sub distributornya. Dalam rangka memanfaatkan potensi pasar global, BSI akan menyasar market sukuk.

"Kapasitas ini akan kami bangun di tahun 2021, tak menutup kemungkinan nanti kita buka cabang di Dubai juga untuk mengakomodir perusahaan Indonesia cari investor dari luar," katanya.

Tanpa meninggalkan spesialisasinya di segmen retail, BSI juga akan terus memperkuat lini tersebut. Satu produk unggul yakni Mitraguna yang berbasis payroll akan menjadi dasar untuk segmen konsumer. Dengan cost of fund yang rendah pun, maka BSI bisa bersaing dengan bank konvensional.

"Nanti kita bisa compete juga di KPR, KKB karena imbal hasil lebih kompetitif, dengan bisnis model yang kita rapikan," katanya.

Hery juga menegaskan tak melupakan segmen UMKM yang telah menjadi backbone bank syariah. UMKM menjadi agenda wajib sesuai dengan permintaan dari pemerintah untuk mendorong perkembangan usaha masyarakat.

Nantinya pembiayaan terhadap segmen ini akan lebih terintegrasi dengan sistem value chain juga rekomendasi dari cabang daerah. Sehingga target sasaran adalah champion di daerah-daerahnya.

Digital banking juga akan terus ditingkatkan, tidak hanya dari sisi fitur. Lebih lanjut, Hery mengatakan pada saat legal merger nanti, akan ada aura baru dari BSI karena rebranding. Tidak hanya bisnis proses, tapi dari sisi penampilan infrastruktur, hingga layanan akan berubah.

"Produk juga akan kita rapikan, kita pilih mana produk terbaik sehingga nanti hanya ada produk champion," katanya. Sejumlah produk yang stagnan akan dihapus, digabung, atau dibiarkan hingga batas waktunya habis. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement