REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penelitian menemukan mayoritas anggota geng pelecehan anak adalah laki-laki kulit putih yang berusia di bawah 30 tahun. Penelitian yang dilaporkan Kementerian Dalam Negeri Inggris ini dilakukan di Inggris, Skotlandia, dan Wales.
Laporan tersebut mencakup berbagai penelitian dalam isu eksploitasi anak berkelompok (CSE) yang di Inggris disebut grooming gangs. Laporan itu mengatakan tidak ada cukup bukti yang menyimpulkan mayoritas pelaku kejahatan seksual anak berkelompok dari etnis Asia.
Kasus-kasus terkenal yang terjadi di Rotherham, Rochdale, dan Telford melibatkan laki-laki yang sebagian besar dari etnis Pakistan. Kondisi ini menyebabkan pelecehan seksual anak berkelompok dianggap sebagai 'masalah Asia'.
Pada Rabu (16/12) the Guardian melaporkan sayap kanan di Inggris menyoroti 'grooming gang dari Asia'. Tokoh-tokoh terkenal di negara itu juga menggelar kampanye besar-besaran mengenai hal itu.
Mantan menteri dalam negeri Sajid Javid yang pertama kali menjanjikan laporan ini pada 2018 lalu. Dokumen tersebut mengatakan masyarakat kulit hitam dan Asia direpresentasikan secara berlebihan dalam kasus-kasus CSE. Peninjauan ini dipublikasikan setelah muncul kritikan kasus-kasus ini gagal dituntaskan karena khawatir dengan tunduhan rasialisme.
"Penelitian menemukan sebagian besar pelaku eksploitasi seksual anak berkelompok adalah kulit putih, hal ini menunjukkan pelaku Asia dan kulit hitam direpresentasikan dengan berlebihan di bandingkan demografi populasi nasional," kata laporan Kementerian Dalam Negeri tersebut.
"Tapi bukan berarti tidak mungkin pelaku CSE berasal dari semua kelompok, hal ini disebabkan masalah kualitas data, cara pengumpulan sampel dalam penelitian, dan potensi bias dan ketidakakuratan dalam bagaimana data etnis dikumpulkan," tambah laporan itu.
Pelaku memang berasal dari berbagai latar belakang tapi kelompok-kelompok itu berdasarkan etnis yang sama. Uang dan seks serta ketertarikan seksual pada anak menjadi motivasi kejahatan ini.
"Dokumen ini menunjukkan betapa sulitnya menyimpulkan karakteristik pelaku," kata Menteri Dalam Negeri Inggris saat ini Priti Patel.