REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah membatasi jam operasional objek-objek wisata, mal, restoran serta pusat keramaian. Tujuannya, untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan saat libur Natal dan tahun baru.
"Kami minta kontrol dari Dinas Pariwisata, Satpol PP, kepolisian, dan TNI untuk ada pembatasan-pembatasan. Kalau itu sulit ditutup saja," ujarnya di Semarang, Rabu (16/12).
Saat ini sudah ada daerah yang mulai melakukan pembatasan-pembatasan, di antaranya Kota Semarang. Kota tersebut menerapkan pembatasan dari segi jumlah kunjungan, dan Kabupaten Blora yang mulai menerapkan pembatasan jam operasional.
"Mudah-mudahan bupati/wali kota yang lain dengan kondisi lokalitas yang ada mereka juga melakukan pembatasan," kata Ganjar.
Dia menyebutkan arahannya agar tidak ada kerumunan dan perayaan saat libur akhir tahun, serta malam pergantian tahun juga sudah disampaikan kepada bupati/wali kota. Menurut Ganjar, arahan untuk tidak ada perayaan itu bukan berarti sama sekali tidak ada dan tetap bisa dilakukan. Namun, pemerintah daerah memberikan fasilitas berupa perayaan digital melalui siaran langsung di media sosial atau bekerja sama dengan media penyiaran nasional atau lokal.
Pemprov Jateng dan tokoh-tokoh agama menyepakati adanya pembatasan, tapi tidak menghilangkan esensi dari perayaan itu sehingga bisa khidmat misalnya Dengan cara itu, masyarakat masih tetap bisa merayakan meskipun rasanya berbeda dengan perayaan pada tahun sebelumnya.
"Hari ini semua punya kesempatan hanya sistemnya saja diubah. Kalau kerumun-kerumun tidak kami izinkan," kata Ganjar.