REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengkhawatirkan penularan virus corona tipe baru yang biasa terjadi di antara anggota keluarga. Apalagi, dalam meta-analisis baru terungkap bahwa pasangan suami-istri menjadi anggota keluarga yang punya kemungkinan paling besar menularkan Covid-19.
Dalam meta-analisis dari 54 studi yang melibatkan total lebih dari 77.700 peserta di 20 negara, para peneliti menyimpulkan sekitar 37,8 persen pasien Covid-19 menularkan virus corona ke pasangan mereka.
"Risiko infeksi tertinggi untuk pasangan, diikuti oleh anggota keluarga non-pasangan dan kerabat lainnya, yang semuanya lebih tinggi daripada kontak lainnya," tulis peneliti, dilansir Fox News pada Rabu (16/12).
"Pasangan berisiko lebih tinggi daripada kontak keluarga lainnya, yang mungkin menjelaskan mengapa tingkat serangan sekunder lebih tinggi di rumah tangga dengan kontak 1 versus 3 atau lebih," lanjut peneliti.
Para peneliti mengatakan, mungkin keintiman seperti tidur di ruangan yang sama meningkatkan risiko penularan. Namun, para peneliti mencatat penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah kontak seksual merupakan jalur penularan.
Sementara para peneliti yang melakukan tinjauan menyimpulkan orang dewasa lebih mungkin menyebarkan virus di dalam keluarga. Tapi mereka cenderung lebih kecil kemungkinan menularkan Covid-19 ke anak-anak.
"Diperkirakan 16,8 persen dari mereka yang dites positif mengidap virus baru kemudian menularkan penyakit itu kepada anak," ungkap laporan tersebut.
Laporan tersebut diterbitkan pada Senin di JAMA Network Open. Peninjauan tersebut muncul setelah studi CDC pada November menemukan bahwa 53 persen orang yang tinggal dengan seseorang yang positif terkena virus baru juga tertular.
"Dengan sekitar 75 persen infeksi teridentifikasi dalam lima hari sejak pasien indeks. Temuan dari penelitian ini menunjukkan individu dengan dugaan atau infeksi infeksi dirujuk ke isolasi di rumah, keluarga akan terus menjadi tempat yang signifikan untuk penularan SARS-CoV-2," demikian kesimpulan penulis meta-analisis.