Rabu 16 Dec 2020 22:21 WIB

Islam Satukan Pakistan-Bangladesh di Tengah Prahara

Pakistan dan Bangladesh disatukan dengan sentimen Islam

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Pakistan dan Bangladesh disatukan dengan sentimen Islam di Rawalpindi, Pakistan, Selasa (21/4/2020).
Foto: AP / Anjum Naveed
Pakistan dan Bangladesh disatukan dengan sentimen Islam di Rawalpindi, Pakistan, Selasa (21/4/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Afrasiab Mehdi Hashmi Qureshi, menulis sebuah artikel tentang Muslim Bangladesh dan Pakistan yang dimuat di laman Nation, Rabu (16/12). Artikel tersebut diambil dari bukunya berjudul "1971: Fakta dan Fiksi". 

Dia menyampaikan bahwa Islam mengikat Pakistan dan Bangladesh. Islam menghubungkan orang-orang dari kedua negara dalam sebuah ikatan yang tidak akan pernah putus. Keduanya berbagi sejarah yang sama. Pakistan ingin memiliki hubungan terbaik dengan Bangladesh.  

Baca Juga

Sayangnya, atas dorongan India, tuduhan serius terus bermunculan dari Dhaka terhadap Pakistan. Diduga bahwa pada 1971, tentara Pakistan di Pakistan Timur melakukan genosida terhadap 3 juta Bengali dan bertanggung jawab atas pemerkosaan terhadap 200 ribu wanita Bengali.

Ini telah menjadi posisi resmi pemerintah Liga Awami, yang sesekali diulangi. 

Tidak semua orang di Bangladesh dan di luar setuju dengan statistik ini. Banyak pihak di Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), Jamaat dan partai oposisi lainnya di negara itu, mempertanyakan dengan serius kebenaran angka-angka ini. 

Syed A Karim, menteri luar negeri pertama Bangladesh, saat merujuk pada subjek yang secara kategoris menyatakan, jumlah 3 juta orang terbunuh adalah pernyataan yang berlebihan. Sarjana Bengali asal India (Hindu) di Oxford, Sarmila Bose, menggarisbawahi dalam bukunya pada 1971. Bose menyebutkan, jumlah 3 juta tampaknya tidak lebih dari rumor raksasa. Menurut dia juga, sekitar 100 ribu orang bisa tewas pada 1971, termasuk Bengali dan non-Bengali, Hindu, Muslim dan India & Pakistan. 

Profesor Gary Bass dari Universitas Princeton mengamati, seorang pejabat senior India menyebutkan jumlah kematian Bengali pada 1971 adalah 300 ribu, dan bukan 3 juta. Di pihaknya, Menteri Luar Negeri India Swaran Singh, menyatakan ada satu juta (bukan 3 juta) orang tewas di Bangladesh. Ada variasi yang luas dalam perkiraan ini.

Tentu saja ada catatan lain, yang menunjukkan bahwa Syekh Mujibur Rahman melakukan kesalahan ketika dia menyatakan bahwa 3 juta orang Bengali telah dibantai pada 1971. Menurut Serajur Rahman, mantan Wakil Kepala BBC Bangla Service, yang dimaksud Mujib adalah 300 ribu itu Bengali terbunuh, dan bukan 3 juta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement