REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan telah mengembalikan dana pinjaman dari Arab Saudi sebesar satu miliar dolar AS yang merupakan angsuran kedua dari pinjaman lunak tiga miliar dolar AS. Saudi memberi Pakistan pinjaman tiga miliar dolar AS dan fasilitas kredit minyak 3,2 miliar dolar AS pada akhir 2018 lalu.
Setelah Islamabad meminta dukungan Riyadh atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh India di wilayah sengketa Kashmir, Saudi mendorong Pakistan untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Analis mengatakan sebetulnya Saudi tidak terbiasa mendesak pengembalian uang. Namun belakangan ini hubungan antara Pakistan dan Arab Saudi tegang meski secara historis berteman dekat.
"Kami telah mengirim satu miliar dolar ke Arab Saudi. Satu miliar dolar lainnya akan dibayarkan ke Riyadh bulan depan," kata seorang pejabat kementerian luar negeri Pakistan seperti dilansir Middle East Monitor, Kamis (17/12). Juli lalu, Islamabad telah mengembalikan satu miliar dolar ke Saudi.
Seorang pejabat kementerian keuangan Pakistan mengatakan bank sentral Pakistan telah melakukan pembicaraan dengan bank komersial China. Pakistan memang mengalami surplus 1,2 miliar dolar dalam saldo akun saat ini dan mendapat rekor pengiriman uang sebesar 11,77 miliar dolar dalam lima bulan terakhir.
Hal itu juga telah membantu mendukung ekonomi Pakistan. Namun pengembalian uang pinjaman Saudi merupakan kemunduran bagi Islamabad. Karena itu, dengan mengembalikan satu miliar dolar Saudi, maka Pakistan yang memiliki 13,3 miliar dolar dalam cadangan devisa bank sentral, bisa menghadapi masalah neraca pembayaran setelah menyelesaikan cicilan Saudi berikutnya.
Dalam kondisi demikian, Pakistan mendekati China untuk mendapatkan pinjaman komersial untuk membantu mengimbangi tekanan pembayaran satu miliar dolar lagi ke Saudi pada bulan depan. "China datang untuk menyelamatkan kami," kata seorang pejabat kementerian luar negeri Pakistan.