Kamis 17 Dec 2020 07:59 WIB

Sengketa Kashmir, Pakistan Kembalikan Dana Pinjaman Saudi

Belakangan ini hubungan antara Pakistan dan Arab Saudi tegang

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. Pakistan telah mengembalikan dana pinjaman dari Arab Saudi sebesar satu miliar dolar AS. Ilustrasi.
Foto: AP/Rahmat Gul
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. Pakistan telah mengembalikan dana pinjaman dari Arab Saudi sebesar satu miliar dolar AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan telah mengembalikan dana pinjaman dari Arab Saudi sebesar satu miliar dolar AS yang merupakan angsuran kedua dari pinjaman lunak tiga miliar dolar AS. Saudi memberi Pakistan pinjaman tiga miliar dolar AS dan fasilitas kredit minyak 3,2 miliar dolar AS pada akhir 2018 lalu.

Setelah Islamabad meminta dukungan Riyadh atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh India di wilayah sengketa Kashmir, Saudi mendorong Pakistan untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Analis mengatakan sebetulnya Saudi tidak terbiasa mendesak pengembalian uang. Namun belakangan ini hubungan antara Pakistan dan Arab Saudi tegang meski secara historis berteman dekat.

Baca Juga

"Kami telah mengirim satu miliar dolar ke Arab Saudi. Satu miliar dolar lainnya akan dibayarkan ke Riyadh bulan depan," kata seorang pejabat kementerian luar negeri Pakistan seperti dilansir Middle East Monitor, Kamis (17/12). Juli lalu, Islamabad telah mengembalikan satu miliar dolar ke Saudi.

Seorang pejabat kementerian keuangan Pakistan mengatakan bank sentral Pakistan telah melakukan pembicaraan dengan bank komersial China. Pakistan memang mengalami surplus 1,2 miliar dolar dalam saldo akun saat ini dan mendapat rekor pengiriman uang sebesar 11,77 miliar dolar dalam lima bulan terakhir.

Hal itu juga telah membantu mendukung ekonomi Pakistan. Namun pengembalian uang pinjaman Saudi merupakan kemunduran bagi Islamabad. Karena itu, dengan mengembalikan satu miliar dolar Saudi, maka Pakistan yang memiliki 13,3 miliar dolar dalam cadangan devisa bank sentral, bisa menghadapi masalah neraca pembayaran setelah menyelesaikan cicilan Saudi berikutnya.

Dalam kondisi demikian, Pakistan mendekati China untuk mendapatkan pinjaman komersial untuk membantu mengimbangi tekanan pembayaran satu miliar dolar lagi ke Saudi pada bulan depan. "China datang untuk menyelamatkan kami," kata seorang pejabat kementerian luar negeri Pakistan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement