Kamis 17 Dec 2020 13:01 WIB

Fasilitas Publik Kota Tasikmalaya Ditutup Saat Tahun Baru

Seluruh fasilitas publik di Kota Tasikmalaya ditutup saat malam pergantian tahun.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nora Azizah
Seluruh fasilitas publik di Kota Tasikmalaya ditutup saat malam pergantian tahun (Foto: suasana Kota Tasikmalaya, Jawa Barat)
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Seluruh fasilitas publik di Kota Tasikmalaya ditutup saat malam pergantian tahun (Foto: suasana Kota Tasikmalaya, Jawa Barat)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya berencana menutup seluruh fasilitas publik saat malam pergantian tahun mendatang. Langkah itu diambil untuk mencegah terjadinya kerumunan massa yang merayakan malam tahun baru.

Pelaksana Tugas Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, angka kasus Covid-19 memasuki akhir tahun yang terus mengalami peningkatan menjadi alasan pemkot mengambil langkah itu. Ia tak ingin perayaan malam tahun baru akan memicu peningkatan kasus yang lebih signifikan.

Baca Juga

"Tahun baru kita akan tutup semua fasilitas publik. Semua ditutup, termasuk Dadaha, Taman Kota, tidak ada kerumunan massa," kata dia, Kamis (17/12).

Sementara itu, kegiatan usaha pada malam tahun baru juga akan diperketat. Pemilik tempat usaha hanya diperbolehkan beroperasi hingga pukul 20.00 WIB saat malam tahun baru.

Yusuf juga telah meminta tim patroli menertibkan para penjual kembang api jelang perayaan malam pergantian tahun. Sebab, munculnya kerumunan saat malam tahun baru umumnya dikarenakan adanya pesta kembang api.

"Mohon itu ditertibkan supaya perayaan tahun baru dilakukan secara khidmat. Silakan merayakan di rumah masing-masing, tapi tidak ada perayaan di jalan umum, tidak ada kerumunan massa," kata dia.

Menurut dia, kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya masih terus meningkat. Ia tak ingin adanya perayaan malam pergantian tahun menyebabkan munculnya klaster baru penyebaran Covid-19.

Yusuf menjelaskan, saat ini sudah banyak pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya yang masuk ke dalam daftar tunggu untuk masuk ke tempat isolasi. Sebab, kapasitas tempat isolasi yang ada sudah terisi penuh.

"Kami juga kewalahan. harus menggunakan apa lagi untuk mereka yang menunggu? Kami khawatir (kalau dibiarkan) karantina mandiri jadi klaster keluarga," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement