Kamis 17 Dec 2020 14:19 WIB

Penambahan Kasus Covid-19 di Jabar Capai 1.434 Kasus

Meski kasus terus bertambah, masyarakat tidak mengindahkan protokol kesehatan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Petugas Dishub Kota Bandung melakukan sosialisasi protokol kesehatan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan) dengan membentangkan spanduk, di Jalan pasupati, Kawasan Gasibu, Kota Bandung, Rabu (16/12). Sosialisasi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 terus dilakukan banyak pihak, menyusul kembali meningkatnya kasus positif Covid-19 di masyarakat.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Petugas Dishub Kota Bandung melakukan sosialisasi protokol kesehatan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan) dengan membentangkan spanduk, di Jalan pasupati, Kawasan Gasibu, Kota Bandung, Rabu (16/12). Sosialisasi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 terus dilakukan banyak pihak, menyusul kembali meningkatnya kasus positif Covid-19 di masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Provinsi Jawa Barat mencatatkan angka tertinggi kasus baru Covid-19 per hari. Satgas Covid-19 menjabarkan ada 1.434 kasus baru yang terjadi di Jabar pada Rabu (16/12).

Menurut Ketua Harian Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Jabar Daud Achmad , menuturkan, angka hari kemarin memang terbilang tinggi karena mencapai lebih dari 1.000 orang 

"Saya lihat ini ada di beberapa kenaikan tinggi. Misalnya di Depok, Kota Sukabumi, dan Kota Bekasi. Ini mungkin karena pengetesan di sana banyak," ujar Daud saat ditemui di Gedung Sate, Kamis (17/12).

Daud mengatakan, meski angka ini cukup tinggi tapi masih ada kerancuan. Sebab, berdasarkan data yang dihimpun Pemprov Jabar sebenarnya dari angka 1.434 hanya ada 1.351 data yang baru.

Artinya, ada sebagian data yang dimasukkan per kemarin sebenarnya adalah data lama. "Ini juga data pusat sempat ada kasus 1.200 tapi yang barunya hanya 600," kata Daud.

Sedangkan untuk data kemarin, kata dia, paling banyak kasus ada di Kota Depok dengan 231 kasus. Kemudian Kota Bekasi dengan 163 kasus, dan Kota Bandung 105."Mayoritas masih di kawasan Bodebek dan Bandung Raya," katanya.

Menurut Daud, meski angka kasus di Jabar dan daerah lainnya terus bertambah. Masyarakat tetap saja tidak mengindahkan protokol kesehatan Covid-19. 

Kondisi ini, kata dia, berdampak pada penyebaran virus yang sulit dideteksi, apakah klaster perkantoran, industri, atau rumah. Apalagi saat ini aktivitas masyarakat kian longgar dan kegiatan mulai banyak dilakukan, sehingga sulit untuk mendeteksi asal muasal seseorang terpapar virus corona. "Tapi mayoritas klaster keluarga," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement