REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, merasa sudah bertanggung jawab atas ucapannya terkait kepulangan Habib Rizieq Shihab (HRS). Dia menyatakan, tak ada pelanggaran yang terjadi saat Rizieq tiba di Indonesia hingga diantar ke kediamannya.
Menurut dia, tidak ada perusakan yang dilakukan oleh massa penjemput Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. "Kalau mau berbicara tanggung jawab, saya sudah tanggung jawab. Saya mengizinkan pulang, mengawal keamanan, tidak boleh merusak, dan tidak ada perusakan di bandara itu. Ada kerusakan tapi bukan perusakan," kata Mahfud usai acara Penyerahan Hasil Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Kementerian/Lembaga di Bidang Kesatuan Bangsa yang digelar secara siaran langsung, Rabu (16/12) malam.
Dia menjelaskan, kerusakan yang terjadi di bandara akibat adanya orang yang naik ke kursi atau meja untuk melihat Rizieq masih dapat ditoleransi. Dia tak melihat hal itu sebagai tindakan perusakan yang dilakukan oleh massa penjemput Rizieq. "Artinya tolerable, artinya tidak ada perusakan karena beringas karena apa," jelas dia.
Mahfud mengatakan, pemerintah hanya memberi diskresi kepada kegiatan penjemputan Rizieq mulai dari tiba di bandara hingga pengantaran ke Petamburan, Jakarta Pusat. Menurut dia, proses yang menjadi tanggung jawabnya itu berlangsung dengan tertib dan tidak ada pelanggaran yang terjadi.
"Jadi ndak ada pelanggaran sebenarnya dan tertib, diantar oleh polisi, jam empat sore sampe di rumah. Diskresi selesai, karena saya katakan, antar sampai rumah. Begitu diantar sampai rumah, selesai, berarti dia harus tunduk kepada aturan biasa. Nah, malemnya itu sudah di luar itu, yang lainnya itu, sudah di luar itu (pemberian diskresi)," jelas dia.
Dia mengatakan, diskresi atas kegiatan tersebut diberikan karena melihat antusiasme masyarakat. Atas dasar itu dia mengizinkan orang-orang untuk melakukan penjemputan dengan syarat dilaksanakan dengan tertib dan menjaga protokol kesehatan.
Dia menilai, massa penjemput Rizieq di bandara tidak berjubel atau penuh sesak. "Meskipun ada yang mengatakan juga, penjemputan berjubel jutaan orang itu, tapi enggak ada. Karena secara teknis di Terminal III itu 10.000 orang sudah masuk di tempat penjemputan. Itu hitungan seperti itu menurut google, 13.621 orang," kata dia.