REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Organisasi Human Rights Watch (HRW) pada Rabu (16/12) menuduh otoritas Arab Saudi menahan ratusan migran dalam kondisi yang tidak manusiawi dan tidak ada prosedur untuk melindungi mereka dari pandemi virus corona.
Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh HRW yang berpusat di Amerika Serikat (AS), para migran ditahan di ruangan kecil yang penuh sesak untuk waktu yang lama. Banyak dari mereka menjadi sasaran penyiksaan dan pemukulan oleh penjaga di pusat deportasi di Riyadh.
Mengomentari laporan tersebut, Nadia Hardman, peneliti hak pengungsi dan migran di HRW, mengungkapkan bahwa “Arab Saudi, sebagai salah satu negara terkaya di dunia, tidak memiliki alasan untuk menahan pekerja migran dalam kondisi kesehatan yang memprihatinkan, apalagi di tengah pandemi saat ini."
HRW mengatakan bahwa para migran yang berbicara kepada HRW mengungkapkan tiga rekan mereka tewas dalam tahanan akibat penyiksaan pada Oktober dan November. Namun, HRW mengatakan pihaknya belum memverifikasi tuduhan tersebut secara independen.
Laporan HRW itu menambahkan bahwa orang yang diwawancarai mereka mengatakan bahwa para migran yang sebagian besar ditahan karena izin tinggal mereka habis, ditahan tanpa tindakan yang melindungi mereka dari pandemi. Laporan tersebut diakhiri dengan desakan terhadap otoritas Saudi untuk mengakhiri dugaan pelanggaran tersebut dan segera membebaskan para migran.
“Arab Saudi harus bertindak cepat untuk mengakhiri kondisi kejam di pusat deportasi Riyadh dan menahan potensi penyebaran wabah Covid-19 yang menghancurkan,” kata Hardman.