Kamis 17 Dec 2020 16:57 WIB

Charlie Caplin Peroleh Aplaus 12 Menit di Ajang Oscar 1972

Upah Rp 141,2 juta per pekan pada 1916 tak membuat Charlie Chaplin berubah.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Komedian legendaris, Charlie Chaplin.
Foto: pinterst
Komedian legendaris, Charlie Chaplin.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Charlie Chaplin memulai debutnya pertama kali di panggung Amerika sebagai bintang vaudeville, sebelum akhirnya masuk dalam dunia hollywood. Pada 1910, komedian kelahiran Inggris itu tampil dalam pertunjukan "The Wow Wows" di Colonial Theatre New York, Amerika Serikat.

Vaudeville merupakan genre teater dari berbagai hiburan yang lahir di Prancis pada akhir abad ke-19. Vaudeville pada awalnya adalah komedi tanpa niat psikologis atau moral, berdasarkan situasi komikal yakni komposisi dramatis atau puisi ringan.

Pertunjukan debut Chaplin berlangsung 29 menit dan dilakukan dalam tiga adegan. Pertunjukan tersebut menggambarkan Chaplin sebagai orang biasa yang berbahasa Inggris, Chaplin dengan sikap yang tenang dan mudah saat sebuah kelompok berpura-pura membawanya ke dalam masyarakat rahasia, tapi mereka benar-benar bisa balas dendam.

Seperti dilansir di laman Variety, Kamis (17/12), pertunjukan itu akan tersendat ketika Chaplin tidak berada di atas panggung, dan ada yang memprediksi dia akan melakukan yang terbaik untuk Amerika.

Chaplin mulai melakukan apapun, lalu mengawali karier film pada 1914. Dia akhirnya juga menulis, mengarahkan, berakting, dan membuat komposisi musik, ditambah memproduksi dan menyunting (meskipun sering tidak diberi kredit dalam kedua bakat ini).

Pada 1916, kesuksesan filmnya begitu besar. Pemilik nama lengkap Charles Spencer Chaplin ini ditawari 10 ribu dolar AS (Rp 141,2 juta) per pekan, atau setara dengan 238 ribu dolar AS (Rp 3,3 milliar) dalam perekonomian saat ini.

"Meskipun jumlah ini tampaknya hampir 'mengerikan' untuk gaji satu orang, Chaplin tidak menaikkannya lagi," kata dia.

Chaplin bekerja untuk studio film Essanay. Setiap pekan, Chaplin ke bank dan menyetorkan uang tunai dari hasil syuting filmnya. Namun dia tetap bersikap sama kepada teman-temannya, tak ada yang berubah, layaknya menjalani hari-harinya di Inggris.

Chaplin menciptakan karakter The Tramp alias The Little Tramp, seorang do-gooder yang optimistis dengan pakaiannya dalam film Mabel's Strange Predicament yang tayang pada 1914. Karakter tersebut muncul dalam film klasik seperti The Gold Rush dan City Lamp.

The Tramp memperlihatkan penampilan terakhirnya dalam Modern Times pada 1936, yang pada dasarnya itu adalah film bisu. Di antara film-film Chaplin yang bertahan lama adalah The Great Dictator, Monsieur Verdoux, dan Limelight.

Film terakhirnya adalah A Countess from Hong Kong pada 1967 yang dibintangi oleh Marlon Brando dan Sophia Loren, dengan Chaplin mengambil peran kecil yang mencuri perhatian. Pada 1952, Pemerintah AS menyebut Chaplin sebagai karakter yang tidak menyenangkan karena istrinya yang jauh lebih muda dan tuduhan bahwa dia adalah seorang komunis. Pada konferensi pers, Jaksa Agung AS James P McGranery mengatakan, pembuat film itu mengancam kaum wanita.

Pada 1972, Chaplin dianugerahi Piala Oscar sebagai ucapan terima kasih dan permintaan maaf yang terlambat. Penampilannya di acara penghargaan itu menandai kunjungan pertamanya ke AS setelah 20 tahun dan dia diberi tepuk tangan meriah selama 12 menit. Beberapa dekade kemudian, sebagian besar penggemar film mungkin tidak menyadari tuduhan tersebut, tetapi filmnya terus berlanjut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement