Kamis 17 Dec 2020 18:05 WIB

Teknologi Pertanian Pintar Mahasiswa UII Raih Emas Pimnas

Mahasiswa UII membuat alat yang membantu petani mengolah tanah.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani membajak dan menanam benih padi (ilustrasi).
Foto: Kementan
Petani membajak dan menanam benih padi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sekelompok mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) berinisiatif ciptakan inovasi alat penanam padi eco-friendly. Inovasi ini dikembangkan lewat teknologi pertanian pintar sebagai salah satu solusi mengurangi musculoskeletal disorders dalam Kampung Mina Padi.

Musculoskeletal disorders adalah gangguan fungsi ligamen, otot, saraf, sendi dan tendon serta tulang belakang. Dalam hal ini, Musculoskeletal disorders disebabkan karena aktivitas pertanian karena bertani secara manual dan tradisional.

Baca Juga

Salah satu anggota tim, Ilham Frandinata Maizir mengatakan, ide itu muncul dari hasil survei mereka ke lokasi-lokasi tani sekitar UII. Mereka melihat kondisi mitra-mitra tim mereka dan didapati banyak keluhan kesehatan, terutama bagi petani padi secara manual.

"Petani mengeluhkan rasa sakit akibat proses kerja mereka yaitu menanam padi secara manual dengan durasi waktu yang lama," kata Ilham, Rabu (16/12).

Inovasi ini berhasil membawa pulang medali emas Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2020. Inovasi itu diciptakan dengan meningkatkan kapasitas alat-alat tani sebelumnya, sambil menyesuaikan kondisi pertanian jajar legowo. Proses perancangan alat memakai perangkat lunak Solidworks 2017, yang mempertimbangkan beberapa koreksi tahap awal sampai Pimnas.

Alat dirancang untuk memberikan kenyamanan petani saat bekerja, sekaligus menciptakan alat penanam padi yang mudah digunakan dengan harga terjangkau. Ilham meyakini, adanya alat ini akan mampu mengurangi keluhan muskuloskeletal yang banyak dikeluhkan petani.

Mahasiswa Prodi Teknik Industri UII itu turut meyakini, alat meningkatkan efisiensi proses menanam karena dirancang menyesuaikan bentuk tubuh.

"Cara kerja alat ini dilakukan dengan cara ditarik. Bila roda bergerak, maka mekanisme penanaman aktif dengan menancap bibit tani ke perputaran tanah dengan jarak penanaman menyesuaikan pilihan diameter roda sesuai tipe penanaman jajar legowo," ujar Ilham.

UII turut memberikan dukungan penuh kepada tim. Mulai dari PKM Corner yang jadi wadah narahubung tim dan penyelenggara PKM sejak penyusunan proposal hingga akhir. Kampus juga memfasilitasi tim lewat bantuan berupa pendanaan selama proses PKM berlangsung.

Ilham berkomitmen untuk dapat merealisasikan alat ini dalam bentuk prototype yang dapat dicobakan secara langsung. Bersama Prodi Teknik Industri UII, ia berharap, niatan awal mengikuti PKM ini terealisasikan untuk memperbaiki masalah dalam proses pertanian.

Ia turut berharap, prestasinya bersama tim menambah semangat terus maju dan memotivasi mahasiswa UII lain, khususnya bidang PKM. Apalagi, Pimnas 2020 kali pertama Ilham dan tim mengikuti kompetisi, dan jadi tantangan untuk menjaga kekompakan bersama timnya.

"Terlebih, seluruh proses Pimnas ini dijalankan bersamaan dengan padatnya perkuliahan di semester tujuh. Tapi, untungnya tim kita tetap terjaga karena komunikasi yang baik selama perjalanan PKM ini dan istiqomah dalam perjalanannya," kata Ilham.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement