Kamis 17 Dec 2020 18:30 WIB

Kematian Covid-19 Naik, AS Tingkatkan Vaksinasi Tenaga Medis

AS terus mencapai rekor jumlah kematian akibat Covid-19

Red: Nur Aini
Di depan bendera Amerika, perawat Lillian Wirpsza, kiri, memberikan vaksin COVID-19 kepada Shylee Stewart, perawat persalinan dan persalinan di Rumah Sakit Universitas George Washington, Senin, 14 Desember 2020 di Washington.
Foto: AP/Jacquelyn Martin/AP Pool
Di depan bendera Amerika, perawat Lillian Wirpsza, kiri, memberikan vaksin COVID-19 kepada Shylee Stewart, perawat persalinan dan persalinan di Rumah Sakit Universitas George Washington, Senin, 14 Desember 2020 di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Otoritas Amerika Serikat (AS) pada Rabu (16/12) meningkatkan upaya untuk menyediakan vaksinasi bagi dokter dan perawat di garda depan penanganan pandemi, seiring dengan angka kematian harian akibat Covid-19 yang mencapai 3.000 kasus lebih.

AS mencatat sedikitnya 3.459 kasus kematian baru pasien Covid-19 pada Rabu (16/12), dan membukukan rekor keempat kalinya menyangkut angka kematian yang melebihi 3.000 sepanjang pekan ini, menurut hitungan Reuters. Selagi jumlah tenaga medis yang menerima vaksin bertambah, pembuat kebijakan di Capitol Hill mengatakan mereka hampir mencapai kesepakatan bipartisan senilai 900 miliar dolar AS (Rp 12.711 triliun) untuk bantuan ekonomi bagi pekerja dan pelaku usaha.

Baca Juga

Penyebaran 2,9 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech tahap pertama telah memasuki hari ketiga, dengan pengiriman berikutnya akan dilakukan ke lebih dari 66 pusat distribusi secara nasional. Vaksin kedua, dari Moderna, mungkin akan mendapat persetujuan penggunaan darurat dari Badan Obat dan Makanan AS (FDA) pada pekan ini.

Perusahaan pengiriman barang, FedEx dan United Parcel Service (UPS)—yang memimpin dalam distribusi vaksin, menyebutkan bahwa mereka mengawasi dampak yang mungkin muncul dari kondisi cuaca es dan salju yang mulai mengganggu transportasi di sepanjang Pesisir Timur AS.

Jenderal Angkatan Darat AS Gustave Perna, yang memantau kampanye Operation Warp Speed pemerintah, mengatakan bahwa FedEx dan UPS telah mengembangkan rencana untuk menjaga keamanan pengiriman vaksin hingga dapat “dikirimkan keesokan harinya”.

“Kami melakukan semua pengiriman sesuai dengan rencana yang kamu sampaikan sebelumnya,” kata Perna.

Perna menambahkan bahwa terjadi gangguan kecil pada empat wadah vaksin, dua dikirim ke Kalifornia dan dua lainnya ke Alabama, yang tiba dalam kondisi suhu lebih rendah daripada seharusnya. Wadah-wadah itu dikembalikan ke Pfizer untuk kemudian diganti, kata Perna.

Sekitar 570 pusat distribusi vaksin telah menerima bahan baku untuk pengiriman awal vaksin pada Senin (14/12) dan Selasa (15/12), dan akan ada lebih banyak lagi jumlah yang perlu dikirimkan ke 886 lokasi tambahan pada Jumat (18/12), menurut Perna.

Dari tiap pusat distribusi, dosis vaksin dibagi-bagi untuk rumah sakit setempat dan disuntikkan pada para pekerja medis, yang sejak awal direncanakan sebagai kalangan penerima pertama vaksinasi Covid.

Sejumlah dosis juga diberikan pada penghuni dan staf di fasilitas perawatan jangka panjang. Kemudian, vaksin baru akan diberikan kepada kalangan pekerja sektor esensial lainnya, warga lansia, dan orang dengan kondisi kesehatan kronis.

Presiden terpilih AS Joe Biden, yang berusia 78 tahun, telah mengatakan bahwa ia akan disuntik vaksin di depan publik demi meyakinkan masyarakat mengenai keamanannya. Biden dijadwalkan menjalanivaksinasi pertama secepat-cepatnya pekan depan, menurut tim pemerintahan transisi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement