REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN— Polisi di Padang Pariaman masih melakukan penyelidikan kejadian Alquran yang ditemukan berserakan di lantai Surau (Mushala) Baru Al Mu'min di Korong Padang Baru, Nagari Parik Malintang, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman.
Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, AKP Ardiansyah Rolindo, mengatakan mushaf Alquran berserakan itu ditemukan warga dan anak-anak yang akan belajar mengaji dalam keadaan berserakan di lantai surau pada Senin(14/12).
Selain Alquran, juga ada banyak sobekan kertas HVS, piala, mukena, dan sajadah yang bertebaran. Lampu surau pun didapati dalam keadaan rusak.
"Bukan disobek, seperti tercecer gitu. Seperti buku sudah rapuh, sudah lama, lalu copot. Mungkin ketika dihempaskan (ke lantai) sama pelaku, jadi berserakan semuanya," kata Ardiansyah kepada Republika.co.id, Kamis (17/12).
Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan untuk mencari tahu pelaku. Ardiansyah menyebut polisi masih menduga pelaku yang mengobrak-abrik isi surau adalah orang gila. Karena ada saksi yang melihat ada pergerakan orang gila di sekitar lokasi kejadian.
"Sejauh mana penyelidikan yang kami lakukan, belum bisa kami sebut. Yang Jelas kami masih memeriksa beberapa saksi," ujar Ardiansyah. Di antara saksi yang diperiksa polisi adalah garin surau dan beberapa warga sekitar.
Ardiansyah memastikan tidak ada Alquran yang disobek dalam kejadian ini. Beberapa Alquran yang sudah sedikit rusak jadi terlepas dari ikat nya karena sudah rapuh. Dan ada kemungkinan Alquran dan beberapa benda-benda lainnya dihempaskan pelaku ke lantai sehingga semuannya berserakan.
Informasi yang diterima Ardiansyah dari warga, Surau Baru Al Mukmin di Korong Padang Baru mulanya milik perorangan. Tapi kini sudah diserahkan ke pihak korong (dusun). Mushala ini digunakan untuk anak-anak belajar mengaji. Sedangkan untuk sholat berjamaah, mushala ini tidak terlalu aktif.
Alquran dan alat-alat berserakan di Surau baru Al Mukmin di Korong Padang Baru viral di sosial media sejak Senin kemarin. Hasil pendataan polisi, Alquran yang rusak ada sebanyak 40 buah.
Kejadian ini pertama kali diketahui salah satu santri usia 10 tahun bernama Ameli Putri. Dia melihat kondisi surau berserakan saat mengambil air minum di tempat wudhu surau.
Dia melihat surau sudah dalam keadaan terbuka. Di dalam surau sudah bertebaran Alquran berbagai ukuran di lantai dalam keadaan sebagian rusak, lampu-lampu pecah, tropi berserakan serta alat pengeras suara dalam keadaan rusak dan patah.