REPUBLIKA.CO.ID, WEST BROMWICH -- Manajemen West Bromwich Albion (WBA) akhirnya menunjuk pelatih asal Inggris, Sam Allardyce, sebagai pengganti Slaven Bilic di kursi pelatih the Baggies. Eks pelatih timnas Inggris itu diharapkan bisa membawa the Baggies bertahan di pentas Liga Primer Inggris.
Bilic, yang berhasil membawa WBA promosi ke Liga Primer Inggris pada musim ini, terpaksa mengakhiri kiprahnya di the Baggies. Manajemen WBA memecat pelatih asal Kroasia itu lantaran the Baggies hanya bisa memetik satu kemenangan dari 13 laga di pentas Liga Primer Inggris musim ini. WBA pun terpuruk di peringkat ke-19 klasemen sementara dengan raihan tujuh poin.
Kehadiran Allardyce diharapkan bisa membawa WBA bertahan di Liga Primer. Di pentas sepak bola Inggris, pelatih berjuluk Big Sam itu memang dikenal piawai membawa tim yang dibesutnya terhindar dari degradasi. Tidak hanya satu klub, pelatih berusia 66 tahun itu bisa membawa tiga klub bertahan di Liga Primer saat ditunjuk sebagai pelatih.
Pada musim 2008/2009, Allardyce berhasil membawa Blacburn Rovers finis di peringkat ke-15 usai sempat terpuruk di peringkat ke-19. Tangan dingin Big Sam dalam membawa sebuah tim bertahan di Liga Primer juga menyentuh Sunderland pada musim 2015/2016. Dipercaya menggantikan Dick Advokaat saat the Black Cats terpuruk di peringkat ke-19 pada awal musim, Allardyce mengantarkan Sunderland duduk di peringkat ke-17 di klasemen akhir Liga Primer musim 2015/2016.
Kiprah serupa ditunjukkan Big Sam saat dipercaya menukangi Crsytal Palace pada awal musim 2016/2017. Pada saat itu, the Eagles terpuruk di peringkat ke-17 dan nyaris terdegradasi. Namun, selepas ditangani Allardyce, tim asal London itu bertengger di peringkat ke-13.
Dalam sebuah progam besutan Sky Sports, Monday Night Football, pada 2017 silam, Allardyce pernah membeberkan formula ampuhnya untuk membawa sebuah tim bertahan di pentas Liga Primer. Setidaknya ada sejumlah aspek permainan yang harus dipertahankan sebuah tim untuk bisa bertahan di Liga Primer. Mulai dari menjaga catatan clean sheets, tidak terlalu sering kehilangan bola di bidang lapangan sendiri, kecepatan dalam transisi, dan merebut kembali penguasaan bola, hingga memaksimalkan kesempatan dari eksekusi bola mati.
Untuk catatan clean sheets, Allardyce memberi contoh performa the Eagles saat masih dibesutnya. ''Saat saya datang, mereka hanya mencatatkan satu clean sheet dari 17 laga. Sebenarnya, hanya butuh satu gol untuk bisa meraih kemenangan. Keberhasilan mencatatkan clean sheet memberikan platform kesuksesan buat tim Anda. Itu membantu menciptakan kepercayaan diri buat para pemain di lini serang,'' ujar Allardyce seperti dikutip Sky Sports, Kamis (17/12)
Kemudian soal tidak melakukan kesalahan di bidang lapangan sendiri dan kecepatan dalam melancarkan operan ke bidang lapangan lawan.
''Lawan-lawan di Liga Primer Inggris begitu bagus dan mereka bisa memanfaatkan kesalahan sekecil apapun. Anda kehilangan bola di bidang lapangan sendiri, maka mereka sudah berada di depan gawang dan memiliki peluang besar mencetak gol. Bahkan, menghadapi tim yang bermain bertahan, Anda harus bisa segera melepaskan operan ke bidang lapangan mereka. Lebih sering bola berada di lapangan mereka, peluang Anda untuk mencetak gol lebih besar,'' kata Big Sam.
Akhirnya, serangkaian penilaian ini yang akan diandalkan Big Sam sebagai formula untuk membawa WBA bertahan di Liga Primer Inggris musim ini. Big Sam pun memiliki modal untuk menerapkan salah satu dari formula ini, terutama soal merebut kembali pengusaan bola. Di antara kontestan Liga Primer musim ini, WBA berada di tempat kedua dalam urusan merebut kembali penguasaan bola dengan 755 kali keberhasilan merebut kembali kendali atas bola.