REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan mulai awal pandemi sampai saat ini berkembang lebih baik. Bukan justru sebaliknya, lebih buruk.
"Masak masyarakat tidak punya kesadaran yang lebih baik. Toh, kalau sakit ya masuk rumah sakit. Sudah delapan bulan mestinya masyarakat punya kesadaran lebih baik, bukan lebih buruk," kata Sri Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis.
Oleh sebab itu, menjelang masa libur akhir tahun, Sultan tidak menerapkan kebijakan khusus untuk menekan lonjakan pendatang atau wisatawan yang memiliki potensi meningkatkan kasus penularan Covid-19 di daerah ini. Kebijakan penyekatan kendaraan jalur perbatasan wilayah DIY, menurut dia, juga sudah tidak diperlukan lagi. "Masak sekian bulan harus seperti itu," kata dia.
Selain itu, baik pengelola destinasi wisata maupun perhotelan semestinya juga memiliki kesadaran untuk memperketat protokol kesehatan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah dibuat.
Apabila sampai ditemukan kasus penularan Covid-19 di salah satu destinasi wisata atau perhotelan, ia menegaskan Pemda DIY tidak segan-segan untuk menutup operasionalnya. "Kalau memang ada yang positif akan saya tutup. Hotel akan saya tutup juga," kata dia.
Raja Keraton Yogyakarta ini mengaku hanya ingin membangun masyarakat agar memiliki kesadaran sendiri dalam upaya mencegah penularan COVID-19. "Jangan kita yang merasa kuasa itu ngomong gitu terus, tetapi masyarakatnya tidak pernah mau menyadari," ucapnya.