Jumat 18 Dec 2020 00:30 WIB

Sekjen MUI: Islam Wasathiyah Solusi Atasi Islamofobia

Islamofobia menurut Sekjen MUI bisa diatasi dengan Islam Wasathiyah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Sekjen MUI: Islam Wasathiyah Solusi Atasi Islamofobia. Foto: Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan
Foto: Republika/Havid Al Vizki
Sekjen MUI: Islam Wasathiyah Solusi Atasi Islamofobia. Foto: Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025, Amirsyah Tambunan, mengungkapkan solusi atas permasalahan yang dihadapi dunia Islam, termasuk Islamophobia. Untuk mengatasi itu, ia menyebut bisa menggunakan Wasathiyah Islam.

"Di internal umat Islam tengah berusaha mempromosikan wasathiyah Islam. secara eksternal, kaitannya dengan saudara kita agama lain, kita ingin menampilkan Islam yang ramah, santun dan bisa menjadi wasit, sehingga memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi dunia Islam, termasuk di Eropa," kata dia dalam webinar yang diadakan oleh Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Kamis (17/12).

Baca Juga

Ia menyebut konsep wasathiyah Islam ini telah dijelaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 143. Dalam ayat itu dituliskan, "Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu".

Dari berbagai tafsir yang ada atas ayat tersebut, salah satunya menjelaskan bahwa umat Islam harus mampu menegakkan nilai-nilai keadilan. Menjadi seorang wasit bukanlah perkara mudah. Unsur penting yang harus diperhatikan adalah keadilan yang mampu menjadi penengah dari pemikiran ektrem, baik kanan maupun kiri.

Amirsyah Tambunan lantas menyebut tidak ada perintah dalam Alquran yang menyebut mendirikan sebuah negara yang bernama negara Islam. Yang ada, adalah bagaimana bernegara dengan prinsip dasar ajaran Islam.

"Kita (Muslim) harus bisa mengambil jalan tengah. Ketika ada ekstrem kanan atau kiri, maka Islam harus bisa memberikan solusi," kata dia.

Ia menyebut perihal adil dan jalan tengah ini juga dituliskan dalam QS Al-Baqarah ayat 177. Dalam ayat itu, Allah SWT bersabda,"Bukanlah kebajikan di sisi Allah ta'ala itu dengan menghadap ke arah timur dan barat di dalam sholat, bila tidak berdasarkan perintah Allah dan syariat Nya. akan tetapi kebajikan yang sepenuhnya adalah perbuatan orang yang beriman kepada Allah dan mengimani Nya sebagai Tuhan yang berhak disembah tanpa menyekutukan sesuatu dengan Nya, ...."

Sebagai konsep orang Islam yang baik, maka semua keimanan harus dilaksanakan dengan sepenuh hati. Termasuk di dalamnya shalat dan zakat.

Amirsah Tambunan menyebut dua ayat di atas memberikan pemahaman bahwa Islam adalah agama yang ramah dan santun. Hal ini juga dicerminkan dalah salah satu kisah Nabi Muhammad SAW yang menjenguk seorang Yahudi yang kerap mencaci ia ketika hendak shalat saat sedang sakit.

"Kehadiran Islam tidak hanya untuk orang Islam, tapi juga untuk non-Islam bahkan semesta dan lingkungan. Hal ini menunjukkan jika Islam adalah rahmatan lil alamin," ujarnya.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement