Jumat 18 Dec 2020 01:30 WIB

Eropa Miliki Empat Elemen Kelompok Islam Barat

Empat elemen kelompok Islam memberi warna kehidupan beragama di Eropa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Eropa Miliki Empat Elemen Kelompok Islam Barat. Foto: Umat Islam di Eropa
Foto: Reuters
Eropa Miliki Empat Elemen Kelompok Islam Barat. Foto: Umat Islam di Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Yuri Octavian Thamrin, mengutip sebuah ungkapan yang menyebut jika eropa memiliki empat elemen Islam barat atau western Islam. Empat elemen ini kini memberi warna dalam kehidupan beragama di Eropa.

"Kelompok pertama adalah kelompok salafis. Mereka sangat tradisional termasuk dalam berpakaian juga sekolahnya," kata Yuri Thamrin dalam Webtalks series Vol. 3 dengan tema "Islamophobia Bagaimana menyikapi!" yang diadakan oleh Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta, Kamis (17/12).

Baca Juga

Saat ini, ia menyebut kelompok wahabi sedang mendapat kartu merah. Kelompok salafis lantas mulai membuka diri dengan kelompok konservatif dari agama lain.

Kaum salafis disebut sangat berhasil dalam mendapatkan pengakuan atau konfirmasi agar orang mau masuk Islam. Yuri juga menyebut dalam pengajaran post-salafis, tidak lagi menekankan terkait Arab namun lebih membahas substansi pokok.

Elemen kedua adalah kelompok political Islam. Sejak awal, kelompok ini menganjurkan untuk menjalin komunikasi dengan kelompok non-muslim.

"Engagement dengan non-muslim disebut perlu dilakukan untuk membela kepentingan umat Islam. Kelompok political Islam terbesar di Eropa adalah Muslim Brotherhood," kata dia.

Muslim Brotherhood dulunya di Timur Tengah merupakan organisasi anti-kolonial. Ketika negara-negara Timur Tengah merdeka, kelompok ini dikejar oleh penguasa yang otoriter dan melarikan diri ke Eropa.

Di benua ini, kelompok tersebut menyatakan loyalitas kepada pemerintah setempat. Mereka juga memuji sistem demokrasi Barat.

Selanjutnya, kelompok kedua ini juga memiliki sekolah atau lembaga pendidikan yang hebat. Mereka fleksibel dalam melihat syariah dan mengedepankan maslahat.

"Kelompok ketiga dalam masyarakat Muslim Eropa adalah kelompok Muslim liberal. Mereka mengkampanyekan Islam Eropa, salah satu tokohnya adalah Rabia Muller," lanjutnya. Rabia Muller merupakan Muslim dari Jerman yang dulunya berprofesi sebagai biarawati.

Kelompok ini berkeyakinan jika iman harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah satunya, mereka mengkampanyekan ada masjid khusus muslimah dengan imam seorang muslimah.

Terakhir, kelompok Muslim di Eropa adalah kelompok sekuler. Di Jerman, ada seorang tokoh bernama Hamid Abdul Samad, yang mewakili warga Islam di Eropa yang memiliki gaya hidup seperti orang di sana.

"Muslim yang seperti orang Eropa itu kini juga mengeluarkan suara mereka," kata dia.

Tak hanya itu, Yuri Thamrin juga menyebut kini generasi ketiga Muslim di Eropa memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Mereka adalah orang-orang yang berhasil, serta memiliki kapabilitas maupun sarana untuk berbicara dengan stakeholder setempat.

Generasi ketiga ini sedang membangun apa yang disebut Islam Eropa. Mereka melihat realitas bahwa mereka minoritas dan penguasanya bukan Islam. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement